Kaca:Dongeng Panji Dalam Kesusastraan Bali.pdf/100

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

bertanya,

"Kakak Wayan, saya hendak bertanya kepada Kakak, tetapi jangan marah ! "

"Ya, silakan Gusti Made!"

"Jangan kakak sembunyi-sembunyi! Betulkah Kakak anak Bapak Patih?"

"Baik, Gusti Made! Akan tetapi, jangan Gusti Made memberitahukan hal ini kepada orang lain! Sebenarnya saya bukan anak Bapak Patih, tetapi putri raja Daha. Saya berada di sini karena dulu saya diterbangkan oleh kabut gelap, lalu jatuh di tengah hutan dan dipungut oleh Bapak Patih . Saya mempunyai adik bemama Mantri Made. Ketika saya masih di rumah, adik saya baru berumur satu tahun", demikian cerita Ni Wayan Sekar. Setelah mendengar kata Raden Galuh itu, berlinanglah air mata Raden Mantri Made, kemudian katanya,

"Kak, saya inilah adik Kakak, Mantri Made" . Sesudah itu Raden Mantri dipeluk oleh kakaknya, lalu mereka saling menangis. Raden Mantri Made diajak pulang ke Daha, tetapi tidak mau, begini jawabnya,

"Sekarang saya tidak mau menuruti keinginan Kakak. Sebelum saya mendapat seorang wanita yang berasal dari sini, saya tidak mau pulang". Selanjutnya tidak diceritakan pembicaraan mereka berdua. Tersebtulah sekarang Gusti Made Subanar telah pulang ke istana. Keesokan harinya dia pergi lagi ke rumah I Patih. Karena sering-sering Gusti Made Subandar tidak tampak di istana, pada suatu ketika kepergiannya diintai oleh Raden Mantri. Kemudian diketahui Gusti Made Subandar pergi ke rumah I Patih. Dengan mendadak Raden Mantri Koripan berkunjung ke rumah I Patih dan dijumpai oleh beliau Gusti Made Subandar sedang bercakap-cakap dengan Ni Wayan Sekar. Ketika tiba di sana, beliau dengan mendadak rebah karena terpesona melihat kecantikan Ni Wayan Sekar. I Patih dan istrinya sibuk merawat Raden Mantri. Setelah beliau sadar, lalu diiringkan pulang oleh Gusti Made Subandar. Setiba di istana, beliau langsung masuk ke kamar tidur dan tidak keluar sampai keesokan harinya. Oleh karena itu, beliau ditanya oleh ayah dan ibunya mengapa beliau seperti itu. Beliau mengatakan sakit kepala. Gusti Made Subandar tahu mengapa Raden Mantri dalam keadaan duka, maka beliau di


94