Cebur nuju daging

Kidung Malat (Balai Bahasa Prov. Bali)

Saking Wikisource
 
ID Wikidata ten katemu!

Selehin Kidung Malat (Balai Bahasa Prov. Bali) ring Wikidata

Kardi item Wikidata anyar

Deskripsi

[uah]

Lontar Kidung Malat niki silih tunggil koleksi Balai Bahasa Provinsi Bali sane kapupulang sareng program WikiLontar 2021 sane sampun puput. WikiLontar inggih punika program katalogisasi digital lontar sane kakaryanin Komunitas Wikimedia Denpasar ring sasih Januari - April 2021. Ring Balai Bahasa puniki wenten 142 cakep lontar saking makudang-kudang soroh.

Bahasa Indonesia

[uah]

Pada bagian awal mengisahkan keberadaan raja dan keturunannya seperti: raja Jenggala punya dua orang saudara, laki dan perempuan, kemudian kawin dengan raja Singasari raja Kelling punya dua istri. Dari istri pertama (permaisuri) punya seorang anak laki-laki bernama Nusapati sedangkan dari istri kedua (liku) mmepunyai seorang anak lak-lai bernama Misaprabangsa. Watak kedua anak itu berbeda, Nusapati berwatak baik sehingga raja dan para menteri menyayanginya sedangkan Misaprabangsa bertabiat kurang soapn sehingga ia diusir oleh ayahnya. Raja Daha punya dua orang anak, yang pertama, laki, bernama Wirantaja (Gunungsari) sedangkan yag kedua seorang wanita cantik bernama Rangkesari.  Raja Singasari juga punya seorang putri cantik bernama Ratnamreta Raja Gegelang punya seorang putri bernama Ratnaningrat. Putri ini cantik dan sangat disayang oleh orang tuanya.

Selanjutnya, kisah-kisah yang penceritaannya secra berbingkai. Namun demikian, cerita intinya adalah cerita perpisahan dan peremuan anatar Panji Rangkesari. Kisah-kisah tersebut antara lain: (a) raja Jenggala mengutus Ken Pinangan untk melamar Ratnaningrat hendak dikawinkan dengan putranya, lamaran itu diterima. (b) putri Daha (Rangkesari) memetik bunga di taman diiringi oleh dayangnya, Bayan dan Sangit. Tiba-tiba tuan putri melihat seekor belalang emas lalu dikejar sehingga tersesat di hutan larangan dekat kerajaan Matuan. (c) Raja Metaun bertemu dengan  Rangkesari lalu dibawanya ke Metaun. Raja Metaun mengangkat Rangkesari menjadi anaknya. (d) Raja Daha sedih mengetahui anaknya telah hilang. Punta dan Jurudeh mencari kemana-mana akan tetapi tida jua menjumpainya. Putra mahkota, Wirantaja (Gunungsari) pun ikut mencari. Dalam pencarian ini, ian sampai di negeri Tuban selanjutnya naik kapal menuju Melayu, menetap di sana dan diangkat menjadi raja Melayu. (e) Raja Daha semain sedih lanataran kehilangan putinya lalu memrintahkan utusannya untuk menyampaikan hal yang menimpa dirinya kepada Raja Jenggala raja jenggala pun ikut mencari mereka yang hilang yakni ke Singsari bahkan samapi ke Gegelang. Ketiga kerajaan (Jenggal, Keling, Daha) masih dalam hubungan keluarga. (f) Nusapati pun hendak ikut mencari tunangannya (Rangkesari) yang hilang akan tetapi tida dizinkan oleh ayahnya bahkan ia hendak dikawinkan dengan putri Raja Singasari. Nusapati menolak, lalu memohin diri peda ayahnya pergi berburu ke tengah hutan diiringi oleh Punta dan Jurudeh. Agar identitas Nusapati tida diketahui maka ia memakai nama samaran Panji Malatrasmi seraya mengabdikan dirinya di kerajaan Gegelang. (g) Raja Gegelang diserang oleh raja dari negeri tetannga (raja Pamotan dan raja Kabalan), banyak rakyat yang mati sedangkan yang selamat melarikan diri. Tuan putri pun ikut dibawa kabur oleh raja penyerang. Panji Malatrasmi mengetahui peristiwa tersebut, serta merta ia mengejar dan berperang tanding melawan raja Pamotan dan raja Kabalan. Kedua raja tersebut tewas.  Panji Malatrasmi dibawa ke istana oleh Kudanirarsa.  Permaisuri dan putrinya terpesona akan ketampangan Panji Malatrasmi dan kagum akan jiwa patriotisnya. Saat it pula Panji Malatrasmi teringat akan tunangannya yang hilang. (h) Raja Lasem mendengar berita bahwa kakaknya, raja Metaun, menemukan seorang putri (Rangkesari) dan mengangkatnya sebagai anak. Raja Lasem menemui raja Mtaun seraja memohon perkenan agar Rangkesari bisa diboyong ke Lasem untuk dijadikan permaisuri. Rangkesari tida mencintai raja Lasem lantas ia melarikan diri. (i) Tersebut putra mahkota Daha (Gungungsari) yng kini menjadi raja Melayu. Ia berjanji tidak akan kawin sebelum bertemu dengan adiknya (Rangkesari), karena itu ia bersama dengan Senetan berangkay menuju ke Jawa (Gegelang) dan menghamba di sana. Setelah lama berselang, Gunungsari bertemu dengan diknya di Metaun. (j) Raja Gegelangan memberitahukan Panji Malatrasmi ihwal ada surat dari Singasari yang isinya kerajaan Singasari diserang oleh raja Pejarakan. Setelah peristiwa itu terjadilah pertemuan kembali antara Panji Malatrasmi dengan saudara dan misannya demikian juga dengan tunangannya (Rangkesari)

Pada bagian akhir mengisahkan pernikahan Panji Malatrasmi dengan Rangkesari serta penobatannya menjadi raja Metaun.

Naskah

[uah]
Kidung Malat 004
30583Kidung Malat 004

[ 1 ][Depan] ||0||ṅkat·śrinarapatigumuruḥlampahiŋbālāhaṅiriŋlintaŋsakiŋṅhalakṣansamajalwiḥgunuŋgoŋga barusablaḥknamihitalalakuniwoṅiṅiriŋsa ñjatapunaŋwoŋ,kadĕkusumamasiwaṇnanibālāl̥pkagiribiratña
riṅastrahapagutlan·kñariŋrawimulaḥrūmkolapanwadwatañjawahanewāŕṣasikĕpsañjatasabraŋsolaḥnyahañjritinon·.kaṅasikĕmānaḥcawagarapadhābhūṣaṇapḍaŋwuslinigastanpendaḥkilahatkalasandyapunaṅannaŕtanpati
ṅan·ṇḍilanculupgaṇḍihatusanlāwansuligimwaṅumbaniṅiriṅiŋśaṅkāreyoŋhaṅr̥ĕsyatipereretsahakĕṇḍaŋciṇnahamliṅikupiŋ.haraṅkaṅadhadhapsākwosakināgareŋdahapawānuṅgaŋlimanāṅaṅgotumandaŋmatintritulyāśrihini
ṅhalan·dhadhapśwaraneŋmapaṅawinipunsatatuṅgulbalaniramañjihantyantariŋmarawit:hatatasmuniprajurit·bĕbkĕlaneraṅgatitaḥjiwāṅr̥ĕsyāti.dhadhaperipadharinukmihararaṅgaluṅsirijohabamaŋsutralistinulispadhālañciṅa [Belakang] ṣanayahawaṅit·sampunmaṅkatsarasañjisirānarannirāpakapaṅgihiŋmāwyāliṅgihakampuḥpurubwat·kliswalusuhasabuksutrakiwambatumuṅkulipustakahantukaraṅañahaṅagulkawa
dukmahāṅajajatiswarasaposanlansaṅkālakahiṅapuscaritahaṅhiŋdereŋtutugsiparapañjyāsmuguyumutkaṅucap:hikitaganeneda