"Duh cening pineh ring kayun,
belin ceninge mayasa,
yan sampun kasideng apti,
sinah mantuk,
doh para lali ring Mirah!”
33. Sedaging puri samian,
belbelan katiben sedih,
remrem sayonge setata,
kilap maduluran riris,
cihnaning sang ninggal puri,
kalaran dereng mamangguh,
kadi ne parih buatang,
mawuh osek Narapati,
kebyah-kebyuh,
dangdang-dungdung jeroning angga.
"Duhai Anakku pikirlah dalam hati,
kakakmu pergi bertapa,
jika sudah cita-citanya tercapai,
pasti pulang,
tak mungkin lupa akan dirimu sayang! ”
Semua isi istana,
tak dapat berpikir karena
tertimpa sedih,
suasana. suram awan memenutup selalu,
halilintar disertai hujan gerimis,
pertanda yang meninggalkan istana,
sengsara karena belum berhasil,
keinginan yang diharapkan,
bertambah sedih Baginda,
merintih dalam hati,
berdebar-cebar di rongga dada.
XI. Pupuh Dangdang
1. Langgeng Kayun patitise pasti,
tana ginggang,
manggih singa warak,
macan ula ring alase,
muut rejeng silak-silauk,
tan mengetang baya pati,
Lagu Dangdang
Teguh iman tujuan pasti,
tak ciut,
bertenta singa dan badak,
harimau dan ular di hutan,
meniti jurang berkelak-kelok,
tak memikirkan bahaya maut,
