PENGANTAR
Patut disyukuri bahwa khazanah sastra Bali modern yang dalam
kurun waktu cukup lama tidak diisi dengan penerbitan novel, sekarang
sudak diperkaya dengan terbitnya novel Gita Ning Nusa Alit. Hadirnya
novel karya Djelantik Santha ini membuktikan bahwa dewasa ini masih ada
gairah penciptaan karya sastra novel dengan menggunakan bahasa Bali.
Ada suatu yang luar biasa jika kita mengaitkan sebuah karya berbentuk
novel dengan pemanfaatan bahasa Bali sebagai wahana ungkapnya.
Novel adalah salah satu karya fiksi yang mengandung kompleksitas
insiden, memanfaatkan konflik para tokoh cerita untuk membangun
karakter, dan memiliki alur cerita yang panjang. Karakteristik cerita
semacam ini, menuntut penggunaan kosa kata, frase, klausa, maupun
kalimat yang bervariasi dan kaya makna. Pendeknya, pengarang harus
mahir menggunakan bahasa. Jika dikaitkan dengan tingkat kemampuan
berbahasa Bali orang Bali saat ini, maka persoalan pemakaian bahasa
Bali bukanlah persoalan mudah. Mungkin bagi generasi tua kemahiran
itu masih dimiliki, tetapi masalahnya, tidak semua golongan tua ini
mampu menggunakan bahasa Bali untuk melahirkan sebuah karya
sastra. Di samping hal yang menyangkut bahasa, novel juga menuntut
kemampuan pengarang untuk mengungkap kompleksitas hidup para
tokoh yang diangkat dari kehidupan masyarakat berdasarkan pandangan
dunianya. Kemampuan semacam ini tidak akan mungkin dimiliki oleh
semua orang, kecuali bagi mereka yang memiliki daya transendental
yang lebih untuk merenungi sisi-sisi kehidupan manusia.
Kami memberikan penghargaan kepada Djelantik Santha atas
pencapaian salah satu puncak penciptaan berupa karya novel Gita
Ning Nusa Alit. Kami juga mengucapkan terima kasih karena pengarang
telah mempercayakan penerbitan novel ini pada Balai Bahasa Denpasar.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Pemerintah Kota Denpasar
yang telah ikut membantu mendanai penerbitan ini. Juga kepada
Drs. I Made Budiasa, M.Si. dan Dra. Cokorda Istri Sukrawati selaku