Kaca:Geguritan Sewagati Analisis Struktur & Fungsi.pdf/77

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

Demikian amanat GS yang merupakan intisari tema cerita. Pemahaman amanat suatu cerita sangat bergantung pada proses pemahaman para pembacanya (bersifat subjektif).


3.4 Alur (plot)

Dalam GS tampaknya tidak terjadi pertikaian di antara tokoh cerita. Walaupun terjadi cinta segitiga antara Ni Sewagati, I Mudalara, dan I Ratnasemara, pengarang tidak membentuk konflik atau pertikaian di antara mereka. Pengarang sepertinya sengaja menyembunyikan bahwa di antara mereka bertiga sesungguhnya telah terjadi cinta segitiga. Pengarang tidak pernah mempertemukan mereka bertiga sehingga I Mudalara dan I Ratnasemara tidak mengetahui bahwa mereka mencintai gadis yang sama. yaitu Ni sewagati. I Mudalara tidak mengetahui bahwa Ni Sewagti tidak mencintai dirinya, tetapi mencintai I Ratnasemara. Di pihak lain, I Ratnasemara tidak mengetahui bahwa Ni Sewagati dicintai oleh I Mudalara, bahkan sudah melamarnya melalui I Dukuh Emas. Percintaan antara I Ratnasemara dan Ni Sewagati tampaknya tidak ada yang mengetahui. kecuali ibu I Ratnasemara, yaitu janda Sumampir. I Dukuh Emas tidak mengetahui bahwa Ni Sewagati telah mencintai Ni Sewagati. Hal itu disebabkan janda Sumampir melamar Ni Sewagati secara langsung kepada dirinya, bukan kepada orang tuanya. Akibat logis dari kenyataan tersebut adalah jalan cerita geguritan berjalan secara mendatar, tidak ada puncak ceritanya. Keadaan seperti ini membuat alur cerita geguritan tidak menarik, bahkan terasa hambar. Tokoh dan penokohan cerita tidak berkembang sebagaimana mestinya, bersifat statis dan monoton.


Bagian awal cerita GS merupakan bagian perkenalan atau eksposisi. Dalam tahapan itu pengarang memperkenalkan para tokoh cerita kepada pembaca. Yang pertama diperkenalkan adalah tokoh Ni Sewagati, yang merupakan tokoh utama dalam geguritan ini. Tokoh itu diceritakan sebagai tokoh yang cantik, pintar dalam segala hal, bijaksana, dan sangat rajin. Dia adalah anak I Dukuh Emas di Banjar Sekar, Desa Tanjungsari. Pekerjaan Ni sewagati adalah menenun dan menyulam bersama sepupunya, yaitu Ni Sewambari dan Ni Sewambara. Keadaan Ni Sewagati digambarkan oleh pengarang cukup panjang, yaitu dengan enam belas

66