Kaca:Geguritan Sewagati Analisis Struktur & Fungsi.pdf/145

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

diceritakan sekarang orang-orang sekampung,

mengaturkan sajen ke Rambutnaga,

bersembahyang,

kepada Dewa di Gunung Agung,

semua penduduk desa,

akan mengadakan persembahyangan. (GS5:38)


Suara mengalun perlahan,

bagaikan madu bercampur,

I Ratasemara mendengarkan,

agak dekat dan terus menonton,

terlihatlah sinar indah,

tampak Ni sewagati,

kebetulan saling pandang,

I Ratnasemara mengerdipkan mata,

sambil tersenyum,

Ni Ketut terputus kidungnya (nyanyian). (GS:45)


Kutipan di atas menggambarkan penduduk desa pada majam hari. Saat orang tidur nyenyak, mereka berbondong-bondong datang ke Pura Rambutnaga untuk
melakukan persembahyangan dengan memuja jodohnya yang bernama Ni Ketut Sewagati. Percintaan I Ratnasemara nwulai tumbuh ketika dia mendengar suara Ni Ketut Sewagati yang sangat merdu. Di tempat itu I Ratnasemara dengan Ni Sewagati saling memandang sehingga keduanya saling jatuh cinta.

Sebenarnya masih banyak tempat yang disebutkan oleh pengarang untuk membangun GS ini. Akan tetapi, hal itu tidak dianalisis karena hanya berfungsi sebagai tempat biasa yang tidak ada suatu kejadian yang membangun ceritanya.


3.6.2 Latar Waktu

Pengarang GS dalam menampilkan latar waktunya cukup terbatas, yaitu waktu siang dan sore. Kedua waktu itu dipergunakan pengarang secara berulang-ulang dengan kata yang berbeda-beda. Latar waktu sangat tepat

134