Kaca:Geguritan Rusak Sasak.pdf/66

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

194. Ne di Sintung ditu alih
pakedapa,

munyinnya enu bakti,

mangkin apang sinah,

mani ambiarin kema,

punggawa pramenak sami,

bebas ngiringang ,

babawos lintang becik.


195 . Saking gelis jani baan
nyaritayang,

bu nampi galang kangin,

sikep di Narmada,

suba napak di pasar,

Anak Agung Made mijil,

wama dumilah,

manganggo sarwa becik.


196. Baudanda sampun nampi
pangandika ,

sane yogia mucukin ,

kampid keri kanan,

watek purusa ring perang,

mamargi atap mabaris,

wantah waluya,

solah kadi ring tulis.


197. Anak Agung Made
Karangasem yatna,

watek babecik ngabih,

sewos maha dwija,

tan ucapen di jalan,

rauhe di Sintung gelis,

tuara da apa,

i Sintung katampekin.


66


Yang di Sintung kita lihat
di sana situasinya,

menurut kata-katanya
mereka tetap setia (takluk) ,

sekarang supaya jelas,

besok kita datangi ke sana" ,

punggawa dan para menak
(bangsawan) semua,

bersedia mengikuti,

pembicaraan sangat lancar.


Dengan segera kita ceritakan,

fajar baru menyingsing,

pasukan di Narmada,

sudah sampai di pasar,

Anak Agung Made keluar,

wajahnya berwibawa
(cemerlang),

dengan pakaian serba indah.


Para patih sudah menerima
perintah,

yang patut di depan sayap
kiri dan kanan,

semua sa tria yang berperang,

berjalan rapat dan berbaris
rap1,

kelihatan,

perbuatannya seperti dalam
lukisan cerita.


Anak Agung Made
Karangasem waspada,

pengawal setia mendampingi,

lain lagi para pendeta,

tidak diceritakan dalam
peijalanan,

segera sampai di Sintung,

tidak ada apa-apa,

desa Sintung didekati.