Kaca:Geguritan Rusak Sasak.pdf/53

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

144. Sikep nagarane ngulah,

saking kelod kampide
manyampingin ,

dening tos babecik ditu,

penter ngaduang rencang,

tui sampun mangelintang
tukad rnacunduk,

satrune makejang buntas,

lilih pada nekep ejit.


145. Haji Ali Sakra mendak,

manegakin jaran maules
kuning,

soroh Bugis Mandar ditu,

masikep ban bandrangan,

miwah bedil ada tigang atus
mucuk,

i Haji Ali ngaduang,

surak sinurak kalih.


146. Sikep nagarane nrejak,

mamedilin labuh mimise
kadi,

panedeng sasih kapitu,

i Bugis Mandar buntas,

mangecagang bangke ada
pitung ukud,

i Haji Ali tan kilesan,

ngajak sanak tuah adiri.


147. Akresekan manyugegag,

Haji Ali kena mimis


Pasukan kerajaan terus
mengejar,

dari selatan pasukan
sayapkanan menyerang,

memang satria yang utama,

pandai mengatur prajurit,

diceritakan telah sampai
melewati sungai menyerang,

musuh semua lari,

mundur sambil menutup
pantat (sangat takut).


Haji Ali dari pasukan Sakra
datang menyongsong,

naik kuda berbulu agak
kuning,

orang-orang bugis dan
Mandar ikut di sana,

bersenjata bandrangan (nama senjata) dan senapan kurang lebih sebanyak tiga ratus orang dipimpin oleh Haji Ali,

saling sorak menyoraki
keduanya.


Pasukan kerajaan menerjang,

menembaki menghujani
dengan peluru bagaikan
hujan pada bulan ke tujuh,

orang-orang Bugis dan
Mandar lari,

meninggalkan mayat
kawannya,

kurang Jebih tujuh orang,

Haji Ali tak dapat
menghindar,

dengan anaknya seorang.


Segera terjungkal,

Haji Ali kena peluru

53