Kaca:Geguritan Rusak Sasak.pdf/29

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

tatas lemah,
munyin tambure mangatag.

71. Matimbalan tuara pegat,
pamatinge tarik mijil,
kalih Sura Amlapura,
sampun malinggil ring joli,
maperada bunga hgendih,
akul nyanding payung agung,
pantes tuara kirigan,
satekan musuh timpalin,
lun katuduh,
majalan masasurakan.

72. Pamatinge yan sayangang,
kadi sagara mapalih,
magulungan tuara pegat,
buka gununge magatik,
surake mangembutin,
kadi camara macengung,
panedeng di katiga,
geredegan batise kadi,
ketug lindur,
rasa boya wangde jaya.


sayap kiri dan kanan,
tidak diceritakan lagi malam
itu,
waktu subuh,
bunyi tambur bertalu-talu.

Sahut-menyahut tiada
hentinya,
pasukan semua keluar,
dan Sura Amlapura,
sudah duduk di atas Joli
(tandu),
bertatahkan perada mewah
menyala,
diapit dengan payung
kebesaran,
pantas tidak pernah mundur,
setiap musuh yang datang
dihadapi,
prajurit beriringan,
sambil berjalan
bersorak-sorak.

Pasukan (prajurit) itu jika
diumpamakan,
bagaikan alun gelombang
lautan,
menggulung-gulung tiada
putusnya,
bagaikan gunung beradu,
diiringi sorak sorai,
seperti suara pohon cemara
ditiup angin mendengung,
pada bulan ketiga,
derap kaki pasukan,
seperti gempa yang
menggoncangkan dunia,
seperti tidak akan pernah
kalah.


29