Kaca:Geguritan Rusak Sasak.pdf/141

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

449. Ne di Cakra apang ada
milu rusak,

desan caine dini,

pramenak punggawa,

kemper sama mawosang,

wacanane durung ngilis,

rupa tan bebas,

i tuan managingin.


450. Saur manuk ature kengin
nyendetang,

ratu Dewa Agung inggih,

titiang manyuunang,

titah Ida Batara,

reh boya dados iwangin,

suba asuba,

karmine sane riin.


451. Anak Agung Ngurah malih
mawacana,

nah keto suba pasti,

idep cai pada,

bapa suba nuutang,

ala ayu baan cai,

nak Agung budal,

mangkin ucapang malih.


Yang di Cakra supaya jangan
ikut rusak,

daerahmu ini",

para bangsawan dan
punggawa,

sulit semua membicarakan,

karena pembicaraan belum
pasti,

rupanya tidak mungkin,

Belanda menyetujui.


Serentak mereka menjawab
menyetujui,

"Ratu Dewa Agung,

hamba junjung,

titah tuanku,

oleh karena tidak bisa
dihindari,

baik dan buruk,

perbuatan kita terdahulu.


Anak Agung Ngurah lagi
berkata,

"Ya kalau demikian sudah
pasti,

maksudmu,

sekalian,

saya juga menuruti,

baik maupun buruk karena
kamu,"

lalu raja ke istana,

sekarang lain diceritakan lagi.


PUH SINOM.


452. Puspitaning dalem pura,

mangkin muwuh semang
nangis,

raja putri para rangda,

pidacang-pacangan sami,


Keadaan dalam istana,

makin susah bertambah
sedih,

raja putri dan janda-janda,

dan para selir,