Kaca:Geguritan Kendit Birayung.pdf/65

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

18. Ya, Maktal kamulah yang
mendahului,

menyodok aku,

Raja Maktal berkata,

dia kasihan pada Sultan Arab,

tidak ada seperti caramu itu,

mendahului musuh,

jika belum lengkap ketiganya.


19. Jika musuh mendahuluinya,

tidak pantas aku membalasnya,

Ki Jaladara berkata,

ya, Maktal waspadalah sekarang,

jangan lalai,

Ki Jaladara itu,

mengatur pernafasan.


20. Si patih menunggu kekuatan tenaganya 21a

lalu ditebas oleh Raja Maktal,

karena sangat keras tusukannya,

sehingga tombaknya lepas
dari tangkainya,

Ki Jaladara secepat kilat,

merebut tombak itu,

sehingga terjadi tombak-menombak.


21. Digjayalah kamu Sultan Rabi,

Raja Asmah segera berkata,

kemarilah segera Bhawaji,

sekarang dahuluilah
menombak,

aku menjaganya,

Raja Bhawaji berkata,


18. Lah Maktal sira karihin,

anudhukna manira,

Raja Maktal sawurin,

yasihe Sultaning Arab,

norana cara nira,

angruhunin maring musuh,

yan tan jangkeping tigha.


19. Punang musuh angrihinin,

tan wěnang isun malěsa,

Ki Jaladara sawure,

lah Maktal mangke prěyatna,

poma aja pepeka,

Ki Jaladara punika,

angunjalhaken amběkan.


20. Anganti kwat teki patih 21a

iněbang sang Raja Maktal,

saking sanget panumbake,

wawos pocol tibeng
kisma,

srangěn Ki Jaladara,

kang wawos aglis sinambut,

arame numbak-tinumbak.


21. Dhighjayamu Sultan Rabi,

Raja Asmah asru mojar,

abawaji mangke age,

rumuhun mangke anumbak,

manira anyandangnga,

Raja Bhawaji sumawur,