40
biarkan, sebaiknya dimandikan,
hingga bersih, obati supaya
jangan kaku, akar beringin cendana,
itu sebenarnya sama kompak
membuatkan.
23.I Mudita tidak menolak,
tidak tidur menetes air matanya
menangis, ingat dia menyembah,
prilaku berbakti dengan guru,
mayatnya lalu diambil,
dimandikan, beramai-ramai
memegang.
24.Mayat keduanya,
selesai dimandikan dan dibersihkan.
Mudita mengambil pengganti pakaian,
sutra putih sebagai tutup,
mayat disatukan,
laki perempuan,
walaupun baru pengantin.
25.I Mudita tercengang,
sedih mengingat sang mati,
Ibu bapak keduanya,
kesetiaan bersuami istri terus,
tidak bisa dipisahkan,
keduanya tega tidak
memperdulikan anak.
26.Apalagi orang lain,
tidak mungkin mau menoleh,
seperti saya,
begini bodoh dan nakal,
tidak memiliki kegunaan,
lagi miskin,
apa yang dilihatnya.
patut pandusin tedasang,
berehin apang da kaku,
bangsing bingin muang cendena,
keto jati",
sami mabriuk matutang,
I Mudita tuara tulak,
tan maren ngepes mangengling,
masih inget ya manyumbah,
tingkah astiti maguru,
sawane raris kajemak,
liu magarang mangisiang.
Sawannyane buka dadua,
suud manjus kaborehin,
Mudita nyemak pasehan,
sutra putih makarurub,
sawane kasarengang,
luh-suami,
tulya mara pengantenan
I Mudita mangantenang,
sedih nulama sang mati,
"Meme bapa buka dadua,
tresnane marabi nerus,
tuara saja dadi belas,
sareng kalih,
las tuara manganggen panak.
Yata ke anak banehan,
Joh pacang sehem manolih,
padalem sakadi titiang,
kena belog turin sigug,
tuara mangelah kagunan,
ludin miskin,
napi anake toliha?