3. Adi kema mangidih banyu,
parocot silihang,
di warunge di margi,
I Gerantang tutut nyjaluk,
ojoga paturu eluh,
I Gerantang raris ujare.
jero sami gusti eluh.
madue ke gusti toya,
titiang nunas mamamitang,
4. Ne ngelah umah mangke sumaur,
sami pada olas,
mangkin titiang kari ngambil,
caratan nulia rauh,
I Gerantang menanggapin lesu,
titiang di jaba manunas,
sing warung abungkul,
titiang mangagah takilan,
baos titiang antukanga.
5. I Cupak mangke asangu malu,
mangehe ngenawan,
sopannyane nyendi-nyendi,
I Gerantang nulia rauh,
I Cupak munyine alus,
mangindayang manyemak toya,
nyelampar asu uli dija,
adi takilane ilang,
segaon malaibang.
5. I Gerantang sumaur semu kenyung,
ne yeh daar,
"Adik pergilah minta air,
pinjamkan kendi,
di sana di warung di pinggir jalan."
I Gerantang menurut meminta,
kebetulan bertemu dengan para wanita,
I Geran tang lalu berkata,
"Saudara perempuan yang mulia,
punyakah saudara air,
tolong kalau bisa saya minta".
Yang punya rumah sekarang
berkata,
semua menaruh belas kasihan,
"Sebentar saya akan mengambil,
kendi" lalu datang,
I Gerantang mengambil lesu,
"Saya di luar makan.
pada sebuah warung,
saya membuka bekal,
sebentar saya kembalikan".
I Cupak yang makan duluan,
menyuap dengan tangan kiri dan kanan,
suapannya sebesar batu sendi,
lalu datang I Gerantang,
I Cupak berkata halus,
mengatakan mengambil air,
melempar anjing entah dari
mana datangnya,
adik, bekal kita hilang,
anjing itu yang melarikan.
I Gerantang berkata sambil tersenyum,
"Ini airnya minum",
8