Kaca:Geguritan Cupak.pdf/51

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

pusunge cara ilu,
bok gudig buin caruncung.
wenten ambul ikut sudang,

mapayas sampun puput,
majalan jani madagang
tan kocapan reke di jalan.

149. Kocap mangkin di pasare rauh,
manuunang soke,
wong istri pada nyapatin,
apa kaadep Men Bekung,

icang ngadep sarwa santun,

nanangnya ngongkon mada-
gang
Sami wong pada mandulu,
pada ngerebut mabalanja,
Istri kakung nuku sekar,

150. Ne duang salongsong campaka
menuh,
ento ne engkebanga.

wang jero anu perapti,
andikan Rahaden Galuh,
ke peken memeli santun,
wang jero raris angucap,
bibi dane jero Bekung,
icang mai meli bunga,
manguda bungane onya.

151. Puniki kari bunga duang bung-
kus.
wang jerone manyemak,
ebone miik sumirit,


sanggulnya gaya lama,
rambut jarang dan pendek,
kira-kira sebesar ekor ikan
(sanggulnya),
setelah selesai berhias,
lalu pergi berjualan,
tidak diceritrakan dalam per
- jalanan.

Diceritrakan telah tiba di pa-
sar,
lalu menurunkan bakulnya,
para wanitanya menyapanya,
"Apa yang dijual Men Be-
kung",
"Saya menjual bermacam-ma-
cam bunga,
bapaknya menyuruh saya jual-
an",
Semua orang melihat,
datang menyerbu berbelanja,
ada seorang perempuan muda
membeli bunga.

Yang dua bungkus bunga cem-
paka dan melati,
itu yang sengaja disembunyi-
kan,
orang istana datang,
atas suruhan Raden Galuh,
untuk ke pasar membeli bunga,
orang istana lalu berkata,
"Bibi men Bekung,
saya datang membeli bunga,
berapa harga bunga semua
nya.

"Ini bunganya masih dua
bungkus."
Orang istana lalu mengambil.
baunya harum semerbak,

51