29. I Gerantang anembah tur ia matur.
kumucup jerijine,
buka bakung kembang iki,
anuhun sang sinuhun,
tumuli raris alungguh,
sinareng I Cupak usan,
mawajik makemuh lauh.
raris nyemak sega,
madaar mangke pang melah.
30. I Cupak nyemak nasi malu,
mangendigang tangkah,
mangesoh-esoh be guling,
be siap ebat patung,
ngiwa tengen liman ipun,
mawor bin ajum-ajuman,
mapeta munyine gempuk,
yen ya tepuk i rangsasa,
kene polahe mangelawan
31. I Cupak mangan tan paitung,
kadi sasab meranane,
guling aukud lisik,
tulangliyane dogen enu,
be siape pitung ukud,
enu wadahnyane dogen,
ebat lawar ebat patung,
sami ya pada telah,
I Gerantang jengah ring manah.
32. Wusan nadah sami pada puput,
wusakena reke,
I Gerantang menyembah dan berkata.
dicakupkan telapak tangannya,
bagaikan bunga bakung,
"Ya tuanku junjungan hamba",
Lalu mereka duduk.
bersama I Cupak ,
setelah selesai mencuci tangan dan berkumur,
lalu mengambil nasi,
dan makan dengan lahapnya.
I Cupak mengambil nasi lebih
dahulu,
membusungkan dada,
mengoyak-ngoyak babi panggang,
daging ayam dan masakan gabungan,
memakai tangan kanan dan kiri,
ditambah sifatnya sombong,
berkata mulutnya besar,
"Jika bertemu si raksasa,
begini caranya melawan."
I Cupak makan tak terhitung,
bagaikan hama penyakit,
babi panggang seekor ludes,
tinggal tulang-tulangnya,
daging ayam tujuh ekor,
tinggal tempatnya saja,
masakan lawar dan masakan gabungan,
semuanya habis,
I Gerantang merasa malu di hati.
Setelah selesai makan semuanya,
dikatakan sekarang,
16