Kaca:Geguritan Calonarang.pdf/45

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

uwus amuja hyang Widi,

telas perelina,

matur ri jang bupati,


150. Tinata kabeh ulih iraahoma,

suka seri narapati,

dadi apotusan,

mantri agagancangan,

maraha ring Lemah Tulis,

milet turangga,

akuah punang wong angiring.


151. Asepi tan hana wong liwating awan,

kebo sapi lumindih,

tan kombareng marga,

kuwu akeh atalang,

kubuan-kubuan nika sepi,

sok ayam wana,

anganggiat muni nitir.


152. Parapta ring tegal akeh punang pagagan,

palakunia abecik,

panurutnia panjang,

tiningkah wayang-wayang,

kumetak tinubing angin,

oreg tang kupak,

petung angipik-ipik.


153. Sumengka haneng gunung hana we asita,

rengatnia ngede kumicir,

ngembeng analaga,

ranjingania tut lwah,


berhenti memuja Tuhan,

setelah (Tuhan) tak nampak lagi,

maka berkatalah beliau kepada sang raja.


Diceritakan semuanya oleh beliau

hasil daripada pemujaan,

senanglah hati sang raja,

akhirnya dikirmlah utusan,

seorang mentri, untuk secepatnya,

pergi ke Lemah Tulis,

menunggang kuda,

banyak orang yang mengiringkan.


Sepi tak ada orang yang lewat di jalan,

banyak kerbau dan sapi,

tak diperhatikan di jalan-jalan,

desa banyak yang kosong,

kebun-kebun sepi,

tetapi ayam hutan,

mengagetkan bunyinya berulang-ulang,


Sampai di tegal banyak (terlihat) padi-ladang,

keadaannya baik,

deretannya panjang,

menuruti peri keadaan wayang,

gemertak ditiup angin,

goyang serta mengelompok,

bambu berderet-deret.


Mendaki gunung, ada air yang jernih,

mengalir dari celah yang besar,

berkumpul menelaga,

masuknya (mengalir) menuruti sungai,