Kaca:Geguritan Calonarang.pdf/14

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

31. Abrasimang wonten malih wawu prapta.
roro solah prajurit.
Sidura Wacana,
tan sah Ki Jayasuara,
adastar petak pinintir,
sekar wari bang,
simping marga kinulit.


32. Sigra rakrian patih aningkah sanjata,
sarwa amemekasi,
he kong sawaragang,
sidandakan sang nata.
ni rangda mangke patiani ,
mara ing Jirah ,
desania ambicari .


33. Punang duta sumawur henggal kabangan ,
sandika seri bupati,
tan wenang langgana,
yadin sebaya durga,
pira saktining bicara,
mandareng rangda ,
sang hyang towi patiani.


34. Yadin humeta ring guhwa gawara ,
jurang peringga arupit,
masa tan kasida pejah,
ni Rangdeng Jirah,
atakeramang kasaktin,
yan hana ngubda,


Berkilauan, ada lagi yang haru datang,
dua orang, keduanya dengan perilaku prajurit.
yaitu Sidura Wacana.
tak lain yang satu lagi yalah Ki Jayasuara.
berdestar putih di mana terselip.
bunga pucuk (kembang sepatu) merah ,
(serta) berbapang kulit binatang.


Segera rakrian patih mempersiapkan senjata ,
serta memberi pesan-pesan.
hai kalian para prajurit.
laksanakanlah hukuman sang raja.
sekarang bunuhlah Ki Rangda,
pergilah ke Jirah,
desanya (karena dia) menyihir.


Pada utusan segara menjawab
(dengan muka) kemerah-merahan,
hamba menurut perintah seri raja,
tak patut hamba melanggarnya,
walaupun musuh sangat berbahaya,
seberapa sih kesaktian seorang penyihir,
apalagi seorang janda (rangda),
dewa sekalipun akan hamba bunuh.


Walau mencari dalam gua. yang luas
lagi dalam sekalipun,
atau pun di jurang sempit dan sulit,
tak mungkin tak mampu membunuhnya,
dia si Rangda di Jirah,
(dalam) mengadu kesaktian,
bila ada yang menyembunyikan,

15