Kaca:Geguritan Calonarang.pdf/12

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

23. Marmanira angrug punang nagara,

wangnia kadadak mati,
tan kena ingosadan,
mapa deya sang dwija,
sumawur sang mahayati,
saupapatia,
sarjawa harum manis.


24. Singgih pukulun sang seri paduka
ratu,
punapa rasa malih ,
katon ing aksara,
ring wang ahulah dusta,
moo pandita tuhua tui,
tan apa sira,
sang parjlbu amatiani.


25. Apan anaerih ri kaswustaning
nagara,
maka seraya sastra aji,
pageh ing kedarman,
angisti yamabrata,
angrarah lengkaning bumi,
amarlbawa,
dera amati-mati.


26. Sawur paksi sang mantri
sinamadaya,
mukya rakrian patih.
sadara wot sekar,
singgih parameswara,
tuhu ling ira sang yati,
yogia pinatian,
dandaning sad tatayi.


"Oleh karena dia merusak ketentraman negara,
banyak penduduk mendadak mati,
tak dapat diobati,
bagaimana menurut pendapat sang
pendeta,
menjawablah sang pendeta agung.
serta menasehati,
dengan halus serta manis.

"Ya, yang terhormat seri paduka raja,
apa yang dipilcirkan lagi,
tersebut dalam sastra,
terhadap orang yangberbuat dosa,
walau pendeta tua sekalipun
tak akan bagaimana baginda,
sang raja, bila membunuhnya.

"Sebab (baginda) mementingkan
kesejahteraan negara,
serta sebagai pelindung sastra
(hukum),
teguh menjalankan kewajiban,
menginginkan terlaksananya
Yamllbrata.
menghilangkan kecemaran bumi,
mengakhiri kehidupan,
dengan membunuhnya.

"Menjawablah para mentt.ci bersamasama,
sebagai pemuka yalah rakrian patih,
menghormati dengan mencakupkan
tangan,
daulat tuanku raja,
betul kata beUau sang pendeta,
patut dibunuh,
sebagai hukuman bagi kejahatan
yang tergolong sadtatayi

13