Kaca:Geguritan Bagus Umbara.pdf/29

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

91. Tinanggapan sang nata,

pupucuk jawuman iki,

ingulesan lungsir kawot,

manguri winaca sampun,

unining sewala patra,

suba witning,

pupu susunen pangeran.


92. Titiang aneda sancata,

anira agungan wingit,

durus icane sang katong,

manjakang maka Metaum,

Metaum kedepang Daha,

nene mangkin,

i dewa manjakang titiang.


93. Yening cai da sang nata,

kang istri suta dyah lwih,

titiang pacang kekara,

durusang ican i ratu,

mangkin titiang mantis pisan,

yen pasung tan pasung mangsula nomah.


94. Sang nata kekalih manah,

asuwe ngrasa ring ati,

wekasan ngandika alon,

dening ya kelamar malu,

mangkin dane sampun ilang,

cai mantri,

ring Koripan mangelahang.


95. Singnya teka mani pwan,

kenken baan mangrasanin,

apannya misannya reko,

tur dane manglamar malu,

eming baan maman mangrasa,



Diterima oleh raja,

semua pemberian suratnya dibungkus lungsir baik,

semua telah terbaca,

isi surat telah diketahui,

dari semula duduk menyusun paha.


Hidup hamba panas,

arine agungan wingit,

silakan pemberian raja,

menyetujui Metaum,

Metaum atau Daha,

sekarang tuan memperhamba saya.


Hai kamu utusan raja,

istri beliau orang istana,

hamba akan disiksa,

kalau jadi diberikan,

sekarang hamba cocok sekali

setuju tak setuju kembalikan mas kawinnya.


Raja pikirannya mendua,

berpikir di dalam hati,

kemudian bicara pelan,

karena ada yang mengelamar duluan,

sekarang dia yang mengelamar tak ada,

hai utusan,

di Koripan yang punya.


Kalau datang besok lusa,

bagaimana aku bicara,

karena sepupunya,

serta dia mengelamar duluan,

susah bagiku memikirkan,

sekarang begitulah kamu


29