Kaca:Dongeng Panji Dalam Kesusastraan Bali.pdf/81

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

2.4.2 Terjemahan

Raden Galuh Gede

Diceritakan raja Daha telah setahun kawin, tetapi belum juga mempunyai putra. Itulah sebabnya baginda dan permaisuri amat susah karena kelak tidak ada putra yang akan menggantikan tahtanya. Semua dukun di wilayah Daha telah berusaha mengobati permaisuri agar bisa mempunyai putra, namun belum berhasil. Pada bulan purnama permaisuri bersembahyang di kuil keluarga. Beliau berkaul, bila dikaruniai putra, beliau berjanji akan memenuhi segala kehendak putranya terutama yang berhubungan dengan soal makanan. Kaulnya terdengar oleh Betara Guru yang menganggap bahwa permaisuri agak sombong. Batara Guru bermaksud menguji permaisuri atas kesombongannya.

Lama-kelamaan permaisuri mulai mengidam. Wah, bukan main senang hati beliau karena bisa hamil. Apalagi raja, tidak dapat dilukiskan betapa gembiranya. Sekarang permaisuti makin disayangi oleh baginda dan apa pun yang dimintanya dipenuhi. Ketika permaisuri menginginkan kijang, seketika itu juga raja memerintahkan pemburu mencari kijang ke hutari. Sebelum mendapat kijang, pemburu tidak diizinkan pulang. Perut permaisuri makin hari makin bertambah besar. Setelah tua usia kandungannya, beliau melahirkan seorang putri. Raja dan permaisuri amat gembira melihat bayi mereka cukup besar. Seketika itu juga beliau mengadakan keramaian. Setelah bayi itu berumur beberapa hari, ia diberi makan pisang sebuah, habis dimakannya. Kemudian ia diberi dua buah lagi oleh permaisuri, juga dihabiskannya. Pada waktu itu jarang ada penjual pisang, sehingga disediakan pisang dicampur ketupat untuk bayi itu. Keesokan harinya sang bayi diberi makan tiga buah pisang dan sebuah ketupat, habis juga dimakannya. Bayi itu makin hari makin bertambah gemuk. Setelah berusia tujuh hari, dia telah menghabiskan enam buah ketupat, menyamai anak yang berusia tiga bulan. Oleh karena kuatnya makan, kian hari badannya kian bertambah besar sehingga ayahnya susah memikirkan dia. Pertumbuhan bayinya tidak seperti bayi pada umumnya. Raja bersabda kepada I Patih, membicarakan rencana pergi ke dukun untuk menanyakan masalah putrinya. I Patih menuruti kehendak raja . Setelah selesai pembicaraan itu, I Patih disuruh ke hutan


75