Kaca:Dongeng Panji Dalam Kesusastraan Bali.pdf/256

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

2.15.2 Terjemahan

I Mica


Ada suatu cerita, raja. Daha mempunyai seorang putra bernama Dewa Agung Putu. Pada suatu malam permaisuri beliau bermimpi akan mempunyai seorang putri. Karena itu, beliau berkata kepada suaminya,

“Kakanda saya bermimpi tadi malam”. Demikian katanya, lalu raja bersabda,

"Bagaimana impian Adinda?" tanya Baginda, lalu permaisuri menjawab,

"Saya bermimpi akan mempunyai seorang putri dan dinasihati oleh dewa agar saya bertapa di gunung. Di sana saya disuruh mohon anak perempuan”’."Adinda, kalau demikian, laksanakanlah perintah dewa itu!” Sekarang beliau bersiap-siap membuat enam buah ketupat dan sajen daksina 11. Setelah selesai persiapan itu, pada malam hari raja dan permaisuri pergi ke sebuah kuil yang terletak di gunung. Di sanalah beliau bersembahyang, menghaturkan sajen, dan memohon rahmat Dewa yang bersemayam di sana.


Tersebutlah Dewa sedang memanggil hambanya yaitu I Kebo dan hamba yang lain: I Klabang, I Pangiris, dan I Talenan. Dewa bersabda,


“Hai, kamu sekalian, turuniah menggoda raja dan permaisuri tahan akan godaan atau tidak." Kemudian semua hamba dewa itu turun menggoda raja dan permaisuri. Ternyata hamba dewa tidak mampu menggoda raja dan permaisuri karena keteguhan hati beliau. Kemudian semua hamba itu kembali menghadap dewa. Oleh karena itu, dewa terpaksa turun untuk bersabda kepada raja dan permaisuri. Setelah dewa sampai di sana, raja dan permaisuri ditanya,


“Nah, anak manis, apakah maksud dan tujuanmu?” Mereka menjawab,

“Oh, Dewata, ada yang hamba mohon, semoga hamba bisa

__________________________

11 Daksina = sajen alasnya sebuah "wakul’’ dari daun kelapa berisi kelapa yang sudah dikupas, telur, beras, dan sebagainya dipakai sebagai tempat bersemayamnya dewa-dewa (palinggih) atau pemberian kepada pemimpin upacara (yadnya).

250