Kaca:Dongeng Panji Dalam Kesusastraan Bali.pdf/234

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

Wadak cepat lari ke arah barat. Baru saja Sampi Wadak pergi, Me Lutung bernyanyi, lagunya seperti tadi.

Telah jauh Sampi Wadak berjalan, melewati beberapa jurang, tetapi belum juga bertemu dengan Raden Galuh. Kemudian sadarlah dia bahwa dia diolok-olok oleh Me Lutung. Sampi Wadak segera kembali ke tempat Me Lutung. Dari kejauhan Sampi Wadak telah terlihat oleh Me Lutung.Setelah melihat Sampi Wadak, Me Lutung berhenti bernyanyi. Setibanya di bawah pohon yang ditempati oleh I Lutung, dia mendengus-dengus sambil menggosok-gosokkan tanduknya.

‘Hai, Lutung! Sekarang aku tahu tipu muslihatmu, kamu telah memperdaya aku. Kamulah yang menyembunyikan Raden Galuh! jika kamu tidak mau mengembalikan beliau, akan kutumbangkan pohon kayu yang kau tempati ini’, ujar Sampi Wadak. I Lutung menyahut,

“Mengapa kamu berkata tidak karuan. Untuk apa aku menyembunyikan Raden Galuh?”’

“Ah, pasti kamu yang menyembunyikan!”’ Pangkal pohon itu diseruduk dengan tanduknya hendak ditumbangkan, tetapi tanduknya terkait pada akal pohon itu. Dia tidak bisa melepaskan tanduknya dari akar pohon, lalu mengaduh dan akhirnya matilah Sampi Wadak.

Setelah Sampi Wadak mati, Raden Galuh turun dari pohon, lalu segera membakar bangkai Sampi Wadak. Abunya dihanyutkan ke laut, rohnya menjelma menjadi dewa dan bersabda kepada Raden Galuh,

“Anakku Raden Galuh! Jika bukan kamu yang meruwat Bapak menjadi dewa, tentu aku masih melarat menjadi Sampi Wadak. Mudah-mudahan Anakku tetap selamat, kelak anakku akan bertemu dengan saudara sepupumu Mantri Koripan”’. Setelah bersabda demikian, lantas beliau menghilang.

Sekarang tersebutlah Raden Galuh di tempat Men Lutung, Setiap hari Men Lutung mencarikan buah-buahan. Semua burung yang berada di sekitar beliau hormat kepada Raden Galuh. Ada yang mengyuguhkan duku, ada yang menyuguhkan jambu, dan lain-lain. Di sana di tempat tinggal Men Lutung burung-burung itu berkumpul dengan riang gembira, ada yang tertawa, bermain-main, dan ada pula yang menari. Berkatalah I Lutung kepada bu-


228