Kaca:Dongeng Panji Dalam Kesusastraan Bali.pdf/212

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

Wadak masih di bawah",jawab Raden Galuh.


"Tidak, dia sudah mati. Tuan Putri, mari turun, hamba akan mengiringkan, ini ekor hamba, peganglah!" kata Lutung. Raden Galuh turun digendong oleh I Lutung. Sekarang Raden Galuh sudah berada di bawah pohon, lalu diajak masuk hutan oleh I Lutung. Beliau menuju batas hutan Pajarakan. Setelah beberapa lama berjalan, akhirnya sampailah beliau di hutan. Setiap hari I Lutung mencari buah-buahan untuk makanan Raden Galuh. Keesokan harinya ia mencari lagi buah duku, rambutan, dan lainlainnya untuk dipersembahkan kepada Raden Galuh. Raden Galuh sadar bahwa pekerjaan I Lutung sangat berat, setiap hari mencarikan buah-buahan. Maka beliau menyatakan perasaannya kepada I Lutung,


"Hai, Lutung, begitu besar jasamu kepadamu dan kamu pun berhasil menyelamatkan jiwaku. Lagi pula telah dengan jerih payah kamu mencarikan aku makanan. Apa yang harus kuperbuat untuk membayar hutang jiwaku kepadamu?"


"Tuan Putri, soal itu tidak usah dibicarakan lagi! Tinggallah sebentar di sini, hamba akan mencarikan makanari!" ujar I Lutung.


I Lutung pun pergi ke hutan . Dia menjumpai rumah raksasa di perbatasan negeri Koripan. I Lutung mencoba melihat-lihat rumah raksasa itu dan kebetulan kosong, I Raksasa tidak berada di rumahnya. I Lutung tergesa-gesa mengambil bakul berisi nasi, lalu dibawa ke terripat Raden Galuh. Setibanya di tempat tinggal Raden Galuh, ia pun ditanya,


"Hai, Lutung, apa isi bakul yang kaubawa itu?" I Lutung menjawab,


"Ampun Tuanku, bakul ini berisi makanan, untuk santapan Tuan Pu tri".


"Di mana kamu mendapat nasi, Lu tung?" "Nasi ini hamba curi di rumah I Raksasa. Hamba kasihan kepada Tuan Putri sebab setiap hari makan buah-buahan". I Lutung memberikan makanan itu kepada Raden Galuh untuk segera disantap.


"Silakan bersantap!" kata I Lu tung. _Raden Galuh pun bersantap. Sehabis bersantap beliau berkata kepada I Lutung,


"Hai Lutung, sesudah makan aku mengantuk. Seka~g aku ingin tidur". I Lutung mempersilakan Raden Gal uh tiduf. Setelah


206