Kaca:Dongeng Panji Dalam Kesusastraan Bali.pdf/10

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

pulkan dongeng dengan ditulis/dinaskahkan, pada dasarnya satua
bersifat lisan yang dalam istilah teknisnya disebut satua pagantian.
Walaupun telah dinaskahkan, ciri pengisahannya masih tampak
jelas dalam gaya. Beberapa ciri yang dapat dikenal dari pengisahan,
yang masih tampak dalam naskah antara lain: (1) adanya dialog
antara pendongeng (tukang satua) dengan pendengar, (2) adanya
bentuk kalimat tetap pada permulaan dongeng, (3) adanya pemakaian kata lantas, laut atau dalam bentuk hormat raris, ketiganya
sinonim yang artinya 'lalu ', (4) adanya konstruksi inversi dalam
struktur kalimat yang biasa dipakai dalam bahasa dongeng, yang
fungsinya untuk mendramatisasikan situasi sehingga terasa hidup.7


    Sehubungan dengan telaah ini dipandang perlu untuk membicarakan apa yang dimaksudkan dengan tema Panji sehingga

pengaitannya dengan dongeng akan memberikan makna yang jelas.
Dengan memanfaatkan kajian yang dilakukan oleh para sarjana,8
yang dimaksud dengan tema Panji adalah cerita yang mengisahkan
percintaan antara putra mahkota kerajaan Koripan dengan putri
dari kerajaan Daha yang semula mengalami pelbagai halangan dan
penderitaan, tetapi akhirnya mereka dapat melangsungkan pernikahan dengan penuh kebahagiaan. Dalam pelbagai versi cerita baik
pangeran Koripan maupun putri Daha disebutkan mempunyai
nama berbeda-beda, namun demikian yang dimaksud adalah sama
ialah putra mahkota Jenggala dan putri Daha. Bahkan perbedaan
itu tidak hanya mengenai nama peran utama saja, melainkan juga
nama kerajaan. Kerajaan Koripan juga dikenal dengan nama kera-


__________________________

    7 Lihat I Gusti Ngurah Bagus, "Penerjemahan Karya Sastra Tradisional ke dalam Bahasa Indonesia", Kongres Bahasa Indonesia III (Jakarta: Pusat Pembinaan dan

Pengembangan Bahasa, 1983), hlm. 455-470. Sehubungan dengan masalah sastra lisan
dan sastra tulis ini yang sangat penting diperhatikan dalam meneliti sastra Indonesia/
Nusantara ialah nasihat A. Teeuw, op.cit., hlm. 300·311.

    8 Dalam hal ini bacalah karangan-karangan: R .M. Ng. Poerbatjaraka, Pandji verhalen Onderling Vergeleken (Bandoeng: A.C. Nix & Co., 1949). Terjemahan kitab ini ke dalam bahasa Indonesia dikerjakan oleh Ors. Zuber Usman dan Ors. H.B. Jassin

dengan Judul Tjerita Pandji dalam Perbandingan (Djakarta: Gunung Agung, 1968) . C.0 .
Berg, "Bijdragen tot de Kennis der Pandji-verhalen", B.K.1., deel 110, hlm. 189-.216; dan
305-334; S.O. Robson, Bangbang Wideya, A Javanese Pandji Romance ('s-Gravenhage:
N.V. De Nederlandsche Baek· en Steendrukkerij V/H.H . d. Smits, 1971 ). P.J. Zoetmul·
der, Kalangwan, Sastra Jawa Kuna Selayang Pandang (Jakarta: Djambatan, 1983).


4