Kaca:Cerita Panji Dalam Sastra Klasik Di Bali.pdf/28

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

LAMPIRAN


TRANSLITERASI TEKS DAN TERJEMAHAN GUGURITAN PAKANG RARAS


1b. 1. Ada kidung satwa melah,

tutur Malate kasembir,

matembang Ginada reka,

nanging twara pati mupuh,

suduke katahan singsal,

"Dewa Gusti, aksama tityang manyurat."


2. Sang perabu ring Jenggala,

agunge manyakrawerti,

mabala ndatan paingan,

madue putra aukud,

mapsengan Mantri Koripan,

anom alit,

wau Ida madwe mendra,


3. Kadi Hyang Smara ngindarat,

rupane twara madenin,

yening sasoring akasa,

tong ada ratu mamandung,

sakadi ring warnanida,

tuhu lewih,

baguse ngenyudang manah.


Tersebutlah sebuah sajak yang menarik,

bersumberkan cerita Malat,

memakai tembang Ginada, tetapi tidak seusai dengan peraturan,

lebih banyak yang janggal,

"Tuan-tuan,

maafkanlah saya mengarang."


Seorang raja di Jenggala, pemerintahannya sangat luas,

rakyatnya tidak terbilang,

berputra seorang diri,

bernama Mantri Koripan,

muda belia

baru belia akil balig.


Bagaikan Dewa Asmara menjelma,

wajahnya tidak ada yang menandingi,

kalau di bawah langit,

tidak ada raja yang menandingi,

sebagai wajah beliau,

sungguh elok,

tampannya menarik hati.


16