Kaca:Cerita Panji Dalam Sastra Klasik Di Bali.pdf/165

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

153
pada ya mamaid kancut,
duang punta ngaba panah,
ne dwang ririg,
pada ya mangaba tumbak.

600. Di pungkuran jojor jangkar,
tatitahan cara puri,
di pungkuran Sedahan agung,
manglinggihin kuda suda,
krura ari,
busana ijo payung gadang.

601. Kalih lan Sedahan Galengan,
Lurah subaknyane sami,
pada manunggang kuda Sumba,
panganggene gadang terus,
mapangawin tumbak gadang,
alep asri,
pamargine jajar empat.

602. Ring pungkuran Mantri Panjual,
kalih lan Mantri Pulisi,
kalawan elper opas,
sami nunggang jaran dawuk,
panganggene gateng gagah,
celapa topi,
masepatu Kompeni samyan.

65a.603. Lurah truna klian banjar,
sakatahe pada mamargi,
sami tan paundukan,
mabaju kuning patuh,
uruju kanaka erang,


sama-sama memakai kancut, 80
dua bagian yang membawa panah,
yang dua deret lagi,
membawa tombak.

Di belakangnya jojor jangkar, 81
sesuai dengan tata cara kerajaan,
di belakangnya lagi para Sedahan Agung,
semua menunggang kuda suci,
sangat indah,
berpakaian serta berpayung hijau.

Ikut serta Sedahan Galengan,82
semua pemimpin subak,
semua menunggang kuda Sumba,
seluruh pakaian mereka berwarna hijau,
berhiaskan tombak-tombak hijau,
tertip dan indah,
berjalan berjejer empat.

Di belakangnya Mantri penjual,
disertai oleh Mantri Polisi,
juga pembantu polisi dan pesuruh,
semua menunggang kuda berwarna coklat,
berpakaian rapi kelihatan gagah,
celana dan topi,
semua bersepatu Kompeni.

Lurah teruna dan klian banjar.
semua berjalan,
semua bebas,
ada yang berpakaian kuning,
pasukan terakhir merasa malu,