Kaca:Babad Praya.pdf/88

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

78

241. Setiap rumah laki perempuan bershalawat,

sampai anak-anak semua.

membaca shalawat,

Shalawat jadi amalan,

siang malam tak lain,

kita tinggalkan Praya,

di puyung terkisahkan lagi.


242. Anak Agung dan punggawa sasak,

juga tasa malu,

Praya tak terkalahkan,

semua usaha sia-sia,

akal dan upaya sudah habis,

sudah dijalankan,

tetapi tak dihancurkan.


243. Siasat Bali semua sudah tawar,

punggawa yang banyak prihatin,

terkalahkan,

banyak rencana hampa,

disangka akan berisi,

seperti ucapan,

dalam surat Raja Lingsir.


244. Tetapi tak ada berani menyatakan,

hanya disimpan dibenak,

agar jangan tersiar,

akan membuat laskar panik,

itu sudah diperhitungkan,


241. Bilang bale nina mama maca selawat,

tuting kanak-kanak tarik,

simaca selawat,

selawat jari amalan,

jelo kelem ndi’ ara’ lain,

Praya nde’ kocap,

desa Puyung kocap malik.


242. Anak Agung Punggawa susah kaliwat,

serta ila’na malik,

Praya nde’na kalah,

Sing tingkah daya ndi’ ara’,

upaya akaina bersih,

pada was leka’,

deka’ meno nde’na bersih.


243. Dayan Bali selapu’ na was keciwa,

Punggawa si lue’ sedih,

brangen ya kasoran,

tur lue’ ya sang saya,

lue’ nerka gen brisi,

mara’ pangandika,

dalem surat ratu lingsir.


244, Lagu’ patuh nde’ nara’ bani nyugulang,

basimpen le’ dalem pikir,

mangda nde’na lumbrah,

gen Jari gewarang panjek

sino was rancang na gati,