Kaca:Babad Praya.pdf/28

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

18

sunyi sepi cuma tinggal tujuh,
lelaki cuma empat.


53. Yang tiga itu kaula,
yang empat itu Haji Yasin,
mami’ Diraja, Guru Semail,
dan keempat mami’ Sapian,
yang lain sudah ngungsi,
yang tujuh tidak berpisah,
sama tercenung hilang pikiran.


54. Memikirkan ikhwalnya besok,
tak urung akan dibakar desanya,
hancur menjadi api,
lalu malam pun tiba,
waktu sudah tambur ditabuh,
tambur berbunyi bersahutan,
Anak Agung sudah berangkat.


55. Sudah sampai di desa Praya,
lalu memencar mengepung desa,
di utara selatan timur,
di barat seperti kerikil,
bersorak-sorai masuk kota,
dari empat pintu gerbang,
kota Praya di jepit.


Sepi mimit amung masih karing pitu,
kanca mama empat diri.


53. Sitelu kocap kawula,
yen si tempat sa’tuan haji Yasin
mami’ Diraja dait guru,
empat mami’ sapian,
amungga’ na lain sino pada rurat,
Si pitu’ nde’ na baseyong,
pada momot telang pikir.


54. Amenang na temah si jama,
nde’ na burung desa bagian api,
jari awu pasti jujur,
nde’ na kocap peteng desa,
benar desa pupuh kembang was metabuh,
tambur muni batimbalan,
Anak Agung was memargi.


55. Dateng le’ desa praya,
terus ngebiar desa kelimpung terhiderin,
de’ daya lau’ timu’,
le’ baret mara’ grisak,
mbangun surak tama sekali bariuk,
lekan jebakna si empat,
praya ta cakup sekali.