Kaca:Babad Praya.pdf/25

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

15

ada seorang punggawa,
baru diangkat urusan pajak,
memang tukang putus,
mengukur sawah berkeliling.

43. Bernama Gusti Nengah Gensoh, Pajang,
merasa malu sekali,
Jalu menuding,
hai anjing Islam Praya,
jahat moncongmu berucap,
lalu kena tombak dari belakang.

44. Saudaranya mengamuk membela,
mati sebelum waspada,
lalu mereka mendesak,
pasukan Cakra Mataram,
Subhanallah, suara bedi,
seperti mau kiamat,
Praya dikejar oleh bedil.

45. Hilang akal si orang Praya,
merasa khawatir,
kawannya banyak cacat,
laskarnya mulai kacau,
tak mampu menahan peluru,
benar-benar hujan timah,
bubar laskarnya berlari.

46. Semua berlari menuju hutan,
ada yang pulang ke desa,
ada masuk dusun,


ara’ sopo’ peunggawa,
tahek baru’ lengan sewinih,
mula juru tepas,
nyikut bangket bagelining.

43. Haran Gusti Nengah Gengsong
seile’ Pajang,
brangen iya wirang gati,
batrus nanudingang,
heh basong selam praya,
seroro cucuk me’ muni,
betrus kena tumbak lekanmudi.

44. Semetona ngamuk melengawirangang,
mere nde’ nao’ diri,
batrus pada ngulah,
sikep Cakra Mentaram,
subah nala sewaran bedil,
mara’ gena kiamat,
praya tapale si’ bedil.

45. Hang akal prangena manusia praya,
parap berangen gigir,
rowang luwe’ cacat,
sekepna batrus gewar,
sikae na naker mimis,
tulen hujan timah,
bungkar sikap na lilih.

46. Selapu’ nararut pada ngungsigawah,
ara’ tama desa malik,
ara’ ngungsi desan,