Kaca:Babad Praya.pdf/120

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

110


347. Dua hari tak bisa masuk,

semua laskar tuanku,

berpencar di luar desa,

dan yang membuat heran hamba,

benar si Praya teguh timbal,

mengamuk keluar desa,

di berondong dengan bedil.


348. Bedil sampai dua ribu,

serentak ditembakkan,

menembak si orang mengamuk,

namun masih utuh,

kemana perginya si peluru,

satu pun tak ada membekas,

si pengamuk utuh lalu balik.


349. Anak Agung tak berucap,

seperti meludah muka sendiri,

mendengar kata si Ida Bagus,

marah dalam hati,

Ida Bagus paham isyarat kemarahan,

sangat menyesali diri,

laporannya terlalu lepas.


347. Dua jelo nde' bau tama,

sakawulan dekaji lapu pemating,

ngebiyar luar desa lapu',

malik tao'kaji benga',

mula tetu tau Praya patuh teguh,

si ngamuk sugul luar desa,

tapeles pada si' bedil.


348. Bedil kantil dua laksayan,

mabriyuk jari sai' bungas bedil,

mbedil soroh tau singamuk,

daka'ngeno masih tilah,

baya embe tipa' mimisno selapu',

sopo' ndi' nara' mribekas,

amuk tilah ule' malik.


349. Anaka Agung nde' ngandika,

nrekasin mekecuh le' prerai,

mirang atur Ida Bagus,

menggah le' pekayunan,

Ida Bagus Wikan le' wangsit sibendu,

liwat si'na nyelsel raga,

aturna langsotan gati.