Kaca:Babad Kayu Selem.pdf/75

Saking Wikisource
Kaca punika durung kauji-waca

68


Demikianlah halnya. Kembali lagi mengenai sang Mayadenawa,

4. diperintahkan oleh Tuhan Yang Maha Esa, kembali menjelma di bumi. Karena telah bersih suci dari segala kotoran pikiran, melalui tata semadi. Karena itu diperkenankan menjelma kembali, dihor­ mati dan dipuja scbagai maharddhenareswari


b. 1. karena itu lalu dipuja dalam lam bang bcrbentuk kelana berputar setelah diupakara penyucian oleh beliau yang bertapa semadi di Tolankir, yaitu beliau yang bemama Sang Kulputih, bertempat tinggal di sorga, genaplah sudah yoga semadinya,

2. silih berganti, diabisekanama mereka Dalem Sri Haji Masula Masuli. Kemudian dikawinkannya mereka dengan adiknya sebab kelahirannya buncing. Dahulu ada dcsa dibangun oleh Hyang Indra, bemama Manukaya, Skahan, Pludu. Di sanalah

3. Bhatara Masula-Masuli membangun asrama; jalannya untuk menuju persembhayangan di gunung. Tiada tcrkira tenangnya di bumi sebab sang raja melaksanakan sifat kcbijaksanaan di bumi; sujud dan hormat kepada dewa-dewa

4. Lagi pula melakanakan apa yang disebut dengan asta dasa wyahara. Itu sebabnya tidak ada yang dapat menyamai Dalem. Semua memuji keluhuran Sri Haji, seluruh jagat dari gunung sampai ke laut. Demikianlah


45a. 1. kebijakan beliau dahulu, sejak pemerintahan Sri Haji Masula Masuli. Dengarkanlah lagi. Dahulu waktu mulainya pemerintahan Sri Haji Masula Masuli, berkata sang Hyang Indra kepada semua orang-orang di pulau ini. Diantaranya begini," Nanti

2. kalau ada perang bersuami istri dengan saudara kandungnya, se­perti halnya Sri Haji Masula-Masuli, itu tidak boleh, karena akan mengotorkan kehidupan di bumi. Karena itu jauhkanlah mereka itu, letakkan di pinggir samudra. Bukan perilaku manusia, tetapi

3. perilaku binatang namanya, melawan kehidupan di duma kata­nya. Tidak luput dari kekeringan bumi ini. Lagi kalau ada orang lahir berdua dari kandungan ibunya, laki perempuan satu ari­-arinya, iLU disebut dengan buncing. Kembali akan mengotorkan

4. keadaan desa. Harus dijauhkan ditempaLkan di pinggiran desa atau dipinggir kuburan, selama satu bulan lujuh hari lamanya. Haruslah orang-orang desa melakukan upacara keagamaan, disebut pango­sadi, amalik sumpah atau