20
rempuan. Yang lertua laki-laki diberi nama Ki Wayan Tampalon,
yang perempuan bemama Ni Loka sedang Ni Sloka diperistri oleh
I Gadingan, mempunyai lima orang anak, dua perempuan dan tiga
orang laki-laki.
3. Ni Nyuh Gading sudah mempunyai empat anak, laki perempuan, dua laki-laki dan dua orang perempuan. Ki Wayahan Tampalon, mempunyai lima anak, tiga laki-laki dan dua perempuan. Seterusnya, mereka hidup sangat rukun,
4. Tidak perselisihan, saling ambil antara saudara sepupu waktu itu. Saat itu mata manusia masih semua hitam, tidak ada putihnya; masih dapat bercakap-cakap dengan
13a 1. para dewa. Itulah awal mulanya manusia dapat mengerjakan tanah tegalan padi gaga, berkebun namanya; menanam segala jenis umbi-umbian, padi gaga dan biji-bijian. Tidak terkatakan suburnya tanaman mereka semuanya.
2. Dengan demikian, tiap-tiap rumah tangga tidak kekurangan makan dan minuman. Begitulah keadaannya sebab para dewa sangat menaruh belas kasihan, mengajarkan orang-orang itu. Demikian ceritanya.
3. Diceritakan pula, dahulu pada waktu Bhatara Kasuhun berjalan jalan menyaksikan tanaman padi gaga dan peerumahan penduduk sambil melihat-lihat kesemarakan hutan sebab sudah berhasil tanaman mereka, serba tenang
4. suasana keluarga dilihatlah oleh manusia Bhatara, segera berkata
(baca: bertanya) orang itu. Begini pertanyaannya, "Ya paduka
Dewa, akan pergi ke mana sekarang?" Menjawablah paduka
Bhatara, Aku berkeliling-keliling,
1. untuk melihat tanam-tanaman." Kata orang itu lagi, "Kalau demikian hamba bermaksud segala macam isi perkebunan hamba,
sesuai dengan kehendak Paduka Bhatara."
2. Diam, tidak menyahut Bhatara. Kejadian itu dilihat dan didengar
oleh si Bunglon. Tidak berkenan di hatinya si Bunglon sangat
marah karena manusia berbincang-bincang dengan Bhatara sambil
membuang air besar. Lalu si Bunglon
3. memandang dan menunjuk serta berkata pedas," Hai kamu
manusia, sesungguhnya bertentangan tingkah lakumu sebagai
manusia. Besar kesalahanmu. Terlalu sombong dan akhirnya akan