8
Bhatari di Pulau Bali, jangan dilupakan.
2. Waktu itu Danghyang Niratha (Danghyang Dwijendra) baru saja datang di Bali pada masa kerajaan Samperangan. Entah berapa lama sudah berlalu, pada wuku Siwa Kuje, Julung Merik, Sasadara, Marga Utara, Badrawada, tanggal Prati-
3. wada, Sukla, pawana Budora , Swanita. Naga Bumi, Pirpajadma, Naga Utah, Witangsu, turunlah hujan ke bumi. Bersemadi Bhatara Gnijaya bersama Bhatara Mahadewa.
4. Kembali goyang bumi ini, meletus Gunung Tolangkir, mengeluarkan lahar; itulah disebut mbah gni. diketemukan sampai sekarang.
b. 1. Dan tentang yoga semadi Hyang Gnijaya, melalui lima kekuatan. melahirkan lima orang putra laki-laki sangat tampannya. Mengenai kelahirannya, semuanya lahir beralaskan apa yang disebut daun gedang kaikik. Yang tertua melaksanakan kehidupan sebagai pendeta, nama Empu Kuturan disertai oleh adiknya yang terkecil bernama Empu Baradah.
3. menjadi biksu sejak kecil. Semuanya berbudi pekerti luhur, semenjak kembali dari beryoga semadi di Gunung Mahameru; banyak lagi jika diungkapkan. Kiranya cukup sekian karena semuanya sudah berhasil
4. dalam melaksanakan yoga semadi Diceritakan lagi yoga semadi Bhatara Hyang Mahadewa, di puncak Gunung Tolangkir, melahirkan dua orang putra, seorang laki-laki dan seorang perempuan.
6a. 1. Yang laki-laki dinobatkan dengan nama biseka Bhatara Gana, adiknya yang perempuan dinobatkan dengan nama Bhatari Manik Gini. Tidak ada bandingannya mengenai kesempurnaan dan ketampanannya. Dia diperintahkan oleh Bhatara Mahadewa kembali ke Gunung Semeru, beryoga semadi
2. memuja Hyang Paramesti Guru. Entah berapa lamanya sesudah selesai bertapa semadi di Gunung Semeru, Bhatari Hyang Manik Gni diambil sebagai istri oleh seorang pendeta brahmana.
3. Setelah dilaksanakan upacara perkawinan antara pendeta itu dengan Bhatari Manik Gni, kemudian dia diganti namanya; sekarang nama abisekanya ialah Mpu Gnijaya, hampir sama dengan nama abiseka Bhatara leluhurnya. Demikian ceritanya dahulu.