Kaca:Struktur Novel Dan Cerpen Sastra Bali Modern.pdf/91

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

80

sejalan dengan tingkat status sosial seseorang. Misalnya, untuk rujukan
nama, dipakai nama Yan yang berasal dari bentuk kata Wayan dan dipakai
kata sapaan beli 'kakak'.
Beberapa ragam gaya bahasa yang dipakai, antara lain adalah sebagai
berikut.

... macepol kayun Luh Rasmi ... (Lani, hal. 9).
'... hilang tenaga Luh Rasmi .....'

...peteng dedet dingin ngereng ... (Lan Jani, hal. 16),
'... gelap gulita dingin mencekam ....'

... celeng Galungan celeng Kuningan .... (Lan Jani, hal. 13).
'... babi untuk Galungan babi untuk Kuningan ....'

c. Novel Buah Sumagane Kuning-kuning

Gaya bahasa dalam novel Buah Sumagane Kuning-kuning betul-betul
kelihatan bervariasi. Dalam hubungan ini, pengarang tampak agak setia
memanfaatkan satuan gaya bahasa, baik ragam metaforis, ragam personifi-
kasi, hiperbolis maupun gaya repetisi. Secara ekstrinsik, warna gaya bahasa
yang bervariasi itu berpengaruh juga terhadap kadar suatu hasil cipta sastra.
Memang kesetiaan terhadap pemakaian variasi gaya bahasa termasuk
tuntutan yang tidak dapat dipandang kurang penting, bahkan tidak dapat
diperlukan begitu saja, tetapi harus ditata dengan cermat sesuai dengan
tuntutan dimensi situasi dan kondisi yang paling tepat.

Penjabaran satuan peristiwa dalam novel ini dilakukan dengan ragam
bahasa Bali kasar.

Secara umum, kelihatan bahwa gaya bahasa Bali yang digunakan untuk
mewarnai jalannya cerita sudah mewujudkan adanya keseimbangan, tetapi
belum begitu mantap sehingga ada kecenderungan sikap hendak memaksa­-
kan. Artinya adalah bahwa pengarang tampak sekuat tenaga membuat
segala sesuatunya mantap, tetapi ternyata kurang lancar komunikasinya.
Keganjilan itu agak terasa pada gagasan pokok yang dijabarkan pada bagian
narasinya. Pada narasi itu dilakukan pengungkapan secara panjang lebar
sehingga terjadi situasi sela menjelang peralihan kecakapan berikutnya.
Gejala ini berulang-ulang dilakukan dari awal hingga akhir. Hal semacam ini
kurang menopang keberhasilan pengarang dalam cipta sastra sebab hal itu
dapat ditafsirkan agak berlebih-lebihan.
Bentuk variasi gaya bahasa yang ditampilkan pengarang, antara lain,
adalah sebagai berikut.