Kaca:Struktur Novel Dan Cerpen Sastra Bali Modern.pdf/90

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

79


'.. . Suara belalang jauh sayup-sayup sampai meninabobokan Ketut Jagra ...,

... ala ayu wenang sarmbat Tan sida antuk nekepin andus ... (Sunari, hal. 22).

'... Baik dan buruk layak dikatakan. Tidak mungkin dapat menutupi asap ...'

... Angine makesiur aris ngilihin sang kalih ... (Sunari, hal. 30)

'... Angin bertiup sepoi-sepoi seolah-olah mengipasi kedua orang itu ...'

... buka aduk sera aji keteng ... (Sunari, hal. 31).

'... seperti dikacau oleh terasi seharga satu kepeng ...'


b. Novel Lan Jani

Penampilan gaya bahasa dalam novel Lan Jani dilahirkan juga oleh pengarangnya. Namun, secara keseluruhan, penampilan gaya bahasa itu bertumpang tindih dengan penalaran bahasanya, baik dalam hubungan cakapan maupun narasinya. Frekuensi pemakaian gaya bahasa yang menga­cu pada metaforis terbatas sekali. Secara umum, kelihatan penjabaran ceritanya lacar. Akan tetapi, dinamikanya tidak menunjukkan gejolak yang tajam karena ditata dalam rangkaian yang mendatar atau biasa saja. Penampilan gaya bahasanya kurang dapat mewarnai jalan cerita. Dalam hal ini pengarang menggunakan sistem penampilan bentuk cakapan lebih banyak apabila dibandingkan dengan bentuk narasinya. Dengan kata lain, ulasan yang terdapat pada bagian narasinya hampir semua relatif singkat. Mata rantai topik yang membangun. satuan peristiwa lebih banyak tercermin dalam satuan cakapan.

Pengarang novel Lan Jani itu tidak dapat menghindarkan diri dari pengaruh pemakaian bahasa Indonesia, khususnya pengaruh yang berupa satuan kosa kata, seperti terdapatnya bentuk singkatan dan akronim. Contoh yang dapat dikemukakan di sini ialah lulus, STTB, SD Inpres, generasi muda, program, desa pemuda. Dalam sistem komunikasi di daerah Bali, sekalipun bahasa Bali sebagai bahasa umum, pengaruh bahasa Indonesia, baik dalam karya tulis maupun dalam bahasa lisan, cukup dominan kelihatannya.

Dapat ditambahkan bahwa pengarang novel Lan Jani mengacu pada penanda pesona. Pengarang langsung mengekpresikan gaya bahasanya dengan merujuk nama tokohnya. Dalam beberapa hal pengarang juga menggunakan kesempatan untuk memakai jenis kata sapaan tertentu, yang