Kaca:Struktur Novel Dan Cerpen Sastra Bali Modern.pdf/86

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

BAB IV GAYA BAHASA NOVEL DAN CERPEN SASTRA BALI MODERN


4.1 Gaya Bahasa Novel Sastra Bali Modern

Setiap pengarang novel atau cerpen dalam menyajikan hasil ciptaannya selalu ditandai oleh corak khas pengarang itu sendiri. Kekhasan itu tampak pada gaya bahasa yang digunakannya. Ciri yang menggambarkan kekhasan itu adalah sebagai pencerminan sifat pribadi pengarang yang sukar ditiru, bahkan tidak mungkin dapat ditiru oleh pengarang lain (Hutagalung, 1959:69). Gaya yang mencerminkan sifat pribadi pengarang oleh Lott (1959:) dinyatakan sebagai .. style is a highly individual quality... " 'Gaya adalah sesuatu yang bernilai tinggi yang mencerminkan sifat pribadi seseorang.'

Peranan gaya bahasa dalam cipta sastra tidak dapat dipungkiri sepanjang masih mampu menyalurkan aspirasi semangat pengarang dalam usahanya membangkitkan minat baca terhadap suatu masalah. Berbagai cara dapat ditempuh untuk menunjukkan gaya bahasa oleh para pengarang.

Pengarang lain menggunakan cara yang berlainan pula; misalnya, untuk mewarnai dimensi latar digunakan gaya yang mengacu pada perbandingan langsung. Di samping itu, dapat dipakai juga pengulangan, personifikasi, dan antitesis (Machmoed, 196:21). Cara itu dilakukan mengingat gaya bahasa itu sendiri tidak berdiri sendiri dalam melakukan tugasnya.

Gaya bahasa mempunyai hubungan erat dengan unsur struktur cerita; misalnya, dengan latar, penokohan, komposisi, atau teknik. Dalam hu­bungan ini harus diciptakan keseimbangan antara unsur-unsur yang mendukung struktur cerita dan warna gaya bahasa yang sejalan dengan cerita.

Dengan bertitik tolak dari landasan di atas, akan dicoba mendeskripsikan gaya bahasa tiga buah novel hasil cipta sastra Bali modern yang berjudul


75