Kaca:Struktur Novel Dan Cerpen Sastra Bali Modern.pdf/74

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

63

"Sajaan buka keto De. Sujatinne tuah abesik jlemane dini ane tukang ngae uyut, pamucukne I Made Murka. Mirib ia ngandel kasugihanne. Ngandel ngelah pengikut liu, ulian dasar pipis. Nto dogen ane curigain Bapa." (BSKK, 24).

...

"Made dini orahanga ane jele-jele. Orahanga ngaduk-ngaduk desa. Meng­hina Puskesmas sing demen teken pamrintah baan sing taen mabalih film. Sakite jani di banjar masih orahanga Made dini ane makada, beh pokokne magenep soroh ane jele-jele orahanga Made ane ngrana yang .... " (BSKK, 25).

"Benar demikian, De. Sebenarnya, hanya seorang manusia di sini yang suka membuat ribut; pemimpinnya adalah I Made Murka. Rupanya ia mengandalkan kekayaannya. MengandaJkan punya pengikut banyak karena uangnya. Hanya dia yang Bapak curigai."

"Made di sini dikatakan yang bukan-bukan. Dikatakan pembuat keonaran di desa. Menghina puskesmas, tidak suka kepada Pemerintah karena tidak pernah menonton film. Berjangkitnya penyakit di banjar sekarang ini dibilangnya juga bahwa Made yang menjadi penyebabnya ..."

Itulah sifat-sifat dangkal dari tokoh antagonis Made Murka, khususnya sikap yang diperlihatkan kepada tokoh utama Made Susanta.

Dua tokoh bawahan lainnya, yaitu Pan Rumi, pemuka desa, dan Wayan Wirasanta, putra tunggal Made Susanta, tidak banyak berperan. Mereka hanya tampil sesaat pada bagian-bagian tertentu saja.

Berdasarkan hasil analisis dari ketiga novel di atas, dapat dikatakan bahwa aspek penokohan dalam novel Bali modern secara garis besar dapat dipertanggungjawabkan. Artinya adalah bahwa peran yang dibawakan oleh para tokoh melalui penampilan sifat-sifat dan sikapnya cukup berhasil dalam mendukung amant cerita. Hanya saja tinjauan penokohan yang menyangkut aspek jasmani dan latar belakang pendidikan para pelaku, khususnya bagi tokoh utamanya, masih perlu dikembangkan karena belum lengkap. Demikian pula beberapa tokoh yang ikut berperan masih hadir dengan sebuah nama. Perubahan sifat beberapa tokoh terlalu cepat sebelum mempertimbangkan dengan cermat kemungkinan-kemungkinan lain yang mengakibatkan peristiwa itu dapat terjadi. Oleh karena itu, tidak dapat dihindarkan beberapa tokoh masih kelihatan seperti artifisial saja.

3.3.4 Penokohan Cerpen "Mategud Tan Patali

Dalam cerpen "Mategul Tan Patali" diperkenalkan pelaku-pelakunya bernama Luh Manik, Made Antara, Putu Sastra, dan I Gede Parta.