Kaca:Struktur Novel Dan Cerpen Sastra Bali Modern.pdf/70

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

59

'.... kalau hal itu bisa dimohonkan kepada Tuhan, orang pandai itu belum tentu baik. Demikian pula orang baik belum tentu pandai. Oleh karen a itu, kedua-duanya harus didambakan. Kalau pandai saja tidak berisi baik, kepandaian itu dapat dipakai menipu orang bodoh. De­wasa ini banyak orang pandai, tetapi banyak juga yang tidak berbuat baik; kepandaiannya itu hanya dipergunakan untuk mencekoki orang bodoh, dipakai menipu rakyat yang bodoh, ' Wayan tidak boleh de­mikian.'

penasihat terhadap individu lain di luar dirinya secara akrab diperlihatkan juga oleh pengarang ketika si tokoh berinteraksi dengan tokoh bawahan lain, yaitu dengan' pemuka desa yang bernama Pan Rumi. Pada kesempatan ini si tokoh beru saha meyakinkan pemuka desa dengan argumentasi-argu­mentasi logis yang dapat diterima pihak kedua. Pan Rumi sebagaj pihak kedua akhirnya sadar dan mau meninggalkan kebiasaan-kebiasaan kurang baik yang terlanjur telah dihayati sebelumya.

Sanget luungan tusing ngroko, Pa . Sa, i raga tusing nelahang pipi. Dua, i raga tusing lak ar kenain penya ki t ane ulian roko . Penyakit ane ulian roko Jiu pesan Pa. Upaminne: kan ker, penyakit ane konden tawanga ubadne kayang jani, mako kohan . bisa berung pangrien adanne ane tu sing dadi atawa keweh ngubadin. Ento ulihan lublub rokone suba ma­ deket di uat i ragane muah ane lenlenan, pokokne liu pesan .... Yen Bapa nyidaang suud ngroko artinne Bapa suba nyidaang ngwangun desa, paling sing ngwangun keneh Bapane ane uli pidan suba usakang rokobe ... . (BSKK. 26).

'Jauh lebih baik tidak merokok, Pa. Pertama, kita tidak menghabis­ kan uang. Kedua, kita tidak akan terkena penyakit yang disebabkan oleh rokok. Penyakit yang disebabkan oleh rokok banyak sekali, Pa. Umpamanya, kanker, yaitu penyakit yang belum ditemukan obatnya sampai sekarang, batuk-batuk yang dapat menimbulkan borok gangrien namanya, yaitu penyakit yang tidak mampu atau sangat sukar diobati. Hal itu disebabkan oleh asap rokok yang sudah melekat di urat-urat saraf kita dan lain-lain , pokoknya banyak sekali .... Kalau Bapak berhasil menghentikan kebiasaan merokok berarti Bapak sudah berhasil memba­ ngun desa, paling tidak membangun pikiran Bapak sendiri yang sudah sejak lama dirusak oleh rokok itu."

Peeryataan si tokoh yang berupa nasihat di atas sebenarnya timbul dari persoalan yang sangat sederhana. Akan tetapi, melalui selektif adegan dan suasana yang tepat dalam penyusunan alur cerita, pengarang berhasil dengan baik menonjolkan salah satu sifat yang dimiliki oleh tokoh utama.

Dalam usaha pengarang melengkapkan kebulatan sifat tokoh Made Susanta sebagai figur penasihat terhadap masyarakatnya secara kongkret