Kaca:Struktur Novel Dan Cerpen Sastra Bali Modern.pdf/67

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

56

Perubahan sikap si tokoh tampak nyata setelah Wayan Nendra sebagai wakil generasinya menyadari sepenuhnya akan masa depan bangsanya sedang membangun. Keyakinan itu demikian muncul di hati si tokoh, bahkan balik memberikan motivasi pendorong kepada Luh Rasmi dengan pernyataan tegas sebagai berikut.
"Raga mesti bani mloporin pembangunan desane." ... "Raga mesti bani ngalgal apang bisa nepukin melahe di mani puane ." (Lan Jani, 40). "Kita harus berani merintis agar dapat menjumpai kemakmuran di masa-masa mendatang."
Sekarang bagaimana sifat-sifat yang dimiliki oleh tokoh-tokoh bawahan, seperti Wayan Sarka, Ketut Latri, dan Nyoman Sugita dalam novel Lan Jani? Mereka adalah tokoh-tokoh pembantu yang berfungsi memberikan daya hidup pada setiap insiden' yang dimunculkan dalam alur cerita.
Wayan Sarka, sebagai pelaku antagonis, selain dilukiskan sebagai tokoh penjudi dan pencipta keonaran di desanya sendiri ia dilukiskan juga sebagai tokoh yang memiliki sifat-sifat perayu. Identitas sifat-sifat negatif dari tokoh antagonis itu secara naratif dilukiskan pengarang sebagai berikut.
... kadena Wayan Nendra ane teka , nanging ane majujug di natahe anak muani len, ane madan Wayan Sarka bebotoh tajen ane suba liu ngutang somah. Suba kasub di desanne baan solahne ngadug-adug (Lan Jani, 24) ' ... disangkanya Wayan Nendra yang datang, tetapi ternyata yang ber­- diridi halaman seorang lelaki lain, bernama Wayan Sarka seorang penjudi tajen, orang yang sudah banyak menceraikan istrinya , sudah terkenal di desanya akibat tingkah lakunya yang buruk.'
Jika ditinjau dari sisi lain, lewat bantuan kawannya, Ketut Genyol yang memiliki sifat-sifat tidak jauh berbeda dengan diri Wayan Sarka, si antagonis ini ingin menggunakan kesempatan baik memperkosa Luh Rasmi selagi menyendiri di rumahnya. Dalam insiden inilah sifat perayu Made Sarka ditonjolkan oleh pengarang seperti tertera pada kutipan di bawah ini.
"Kenken Luh, pelut baan Luh suung ducn kekene, sing nyeh atine, keneh Beline .. . Beli nyak suba dini nongosin Luh peteng-petenge dini." ... "Aduh jegeg Luhe yen buka kene, aduh cara dedari rasanne tepukin Beli." Wayan Sarkanyledet sig timpalne. (Lan Jani, 25). "Bagaimana, Luh, apakah tahan Luh kesunyian seperti sekarang ini, apakah tidak takut; maksud Beli... Beli bersedia di sini menunggu Luh setiap malam ."