Kaca:Struktur Novel Dan Cerpen Sastra Bali Modern.pdf/56

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

45

sing ja nyidaang buka keto. Yen sing teh saja, godot kuping icange aneh! (MTP, hal. 4).

'Mustahil hanya dengan berdagang saja ia berhasil membuat rumah sebesar itu. Seberapakah untung orang menjual nasi? Saya pun pernah menjadi dagang. Apabila keuntungan untuk membuat rumah, untuk biaya dapur saja, tidak cukup. Kalau ia tidak menjual kecantikan, menjual kata-katanya yang manis, tidak mungkin berhasil seperti itu. Kalau tidak benar, potong telingaku yang sebelah ini!' (MTP, hal. 4).

Keberhasilan Luh Manik dalam usahanya menanggulangi keperluan keluarganya diberikan alasan yang kuat oleh pengarang. Ia pandai meladeni pembeli, tempat berjualan yang strategis, harga dagangannya cukup murah, dan yang gerpenting adalah bahwa ia seorang yang lemah lembut dan cantik.

Maksud pengarang untuk mengungkapkan kesetiaan seorang janda seyogia­ nya mendapatkan perhatian. Luh Manik dilukiskan sebagai seorang yang teguh imannya dalam menghadapi berbagai godaan. Ia berbuat seperti itu karena ia setia kepada keluarganya. Di . samping itu, juga karena ia mempunyai sifat tebal telinga, tidak mempedulikan pembicaraan orang yang dianggap merugikan dirinya. Hal itu pada mulanya dilukiskan dengan sangat baik oleh pengarang, bahkan Gede Parta, seorang penduduk desa yang kaya, sudah mempunyai istri tetapi tidak mempunyai anak, hampir saja putus asa untuk menggodanya. Akan tetapi, ternyata kemudian pendirian itu ber- ­ubah, Luh Manik menerima lamaran Gede Parta. Kemudian, keputusan Luh Manik itu berubah lagi ketika anaknya sakit keras. Janji yang telah diucapkan dibatalkan melalui sepucuk surat. Urutan peristiwa di bawah ini menunjukkan jalan pikiran pengarang yang kurang konsekuen.

Cutet manah ipun, jagi nyasain pianak ipune nyantos kelih. Keneh manusa nenten ja naesin langgeng. Napi malih anak luh. Sawai-wai manah ipune bisa maseh. Punika taler Luh Manik, saantukan akeh pi­ san anake ngoda. (MTP, hal. 5).

Legan beline terima tiang. Nanging yan pacang makurenan sing sida antuk tiang nagingin. (MTP, hal. 7).

Sara suba beli baan ditu. Tiang tusing bisa ngoraang apa-apa. Keto ja baos beline, kudiang tiang makelid? Satmaka anake buka beli ngejuk be di penene. (MTP, hal. 7).

Sasampune ipun nimbangin antuk manah sene rena, irika raris ipun mutusang jagi nolak lamaran I Gede Partane. (MTP, hal. 11).