Kaca:Struktur Novel Dan Cerpen Sastra Bali Modern.pdf/36

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

25


menduduki gagasan dan persoalan yang tertinggi dalam novel BSKK ini. Berbagai persoalan terjadi di antara tokoh cerita, tetapi pada akhirnya Tuhan juga yang menentukan jalan yang harus dilalui oleh tokoh-tokoh itu.


3.1.4 Tema Cerpen "Mategul Tan Patali"

Sebuah cerpen pada umumnya lebih pendek daripada sebuah novel karena cerpen hanya berisi sekelumit perjalanan atau kehidupan seseorang. Dengan demikian, dalam sebuah cerpen seorang pengarang akan mengang­kat sebuah pengalaman hidup ini ke dalam sebuah cerpen. Oleh karena itu, menangkap nuansa kehidupan yang dilukiskan dalam cerpen relatif akan lebih mudah dibandingkan dengan yang terdapat dalam novel.

Apabila kita membaca cerpen "Mategul Tan Patali" (MTP) ini, pikiran kita akan mudah terseret kepada kemungkinan menikahnya Luh Manik dengan Gde Parta karena keduanya ternyata saling jatuh cinta (MTP, 6-7). Ternyata Luh Manik kemudian bersedia kawin dengan Gde Parta. Keya­kinan kita akan menjadi lebih tebal dan jelas karena kedua mertuanya merestui rencana pernikahan itu (MTP, 9).

Kejadian batalnya pernikahan secara tiba-tiba membawa hikmah tersen­diri bagi Luh Manik. Luh Manik menjadi sadar akan cinta dan kesetiaannya kepada almarhum suaminya dan anaknya. Situasi yang dialaminya saat itu mengingatkannya kepada janji dan sumpah setianya kepada almarhum suaminya dulu. Akhirnya, dengan ketetapan hati ia memutuskan untuk menolak lamaran Gde Parta. Di sinilah sesungguhnya keunikan pengalaman yang diungkapkan dalam cerpen "Mategul Tan Patali" (MTP). Kecintaan dan kesetiaan telah mendasari seluruh cerita itu yang kemudian ditonjolkan oleh pengarang sebagai tema cerpen ini.


3.1.5 Tema Cerpen "Matemu Ring Rumah Sakit"

Setalah kita membaca cerpen "Matemu Ring Rumah Sakit", kesan yang timbul berbeda. Pengalaman selintas seperti yang terjadi di rumah sakit antara dokter Gunawan dan Pan Laskmi memang mungkin sekali terjadi. Pada mu­lanya pikiran kita akan terpaku pada pertemuan antara seorang calon menan­tu dengan calon mertua. Akan tetapi, temyata kisahnya bergerak tidak banya sampai di situ karena dokter Gunawan ternyata adalah anak kandung Pan Laskmi. Di situlah letak keunikan pengalaman yang disodorkan oleh penga­rang.

Peristiwa perjumpaan dokter Gunawan, Pan Laksmi, dan Men Laksmi hanyalah suatu kebetulan saja dalam perjalanan hidup tokoh itu. Penyebab