Kaca:Struktur Novel Dan Cerpen Sastra Bali Modern.pdf/33

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

22


3.1.1 Tema Novel Sunari

Kesan utama yang kita peroleh setelah membaca novel Sunari adalah keinginan menebus dosa dan hasrat bertobat pada diri manusia. Kesan ini tampak setelah kita memahami penyelesaian cerita yang didahului oleh serentetan peristiwa yang menyangkut kedua tokoh utama, yaitu Wayan Duria dan Luh Sunari. Wayan Duria mengingkari tanggung jawab atas hamilnya Luh Sunari dan meninggalkannya ke Yogyakarta. Akhirnya, timbullah kesadaran baru pada diri Wayan Duria, kesadaran yang membuah­kan rasa bertobat atas segala dosa yang pernah diperbuatnya, terutama atas diri Luh Sunari. Kesadaran yang kuat ini kemudian dibuktikan dengan lamaran resmi Wayan Duria kepada keluarga Luh Sunari untuk perjodohan­nya dengan Luh Sunari.

Secara eksplisit, kesadaran dan rasa ingin bertobat itu dilontarkan lewat tokoh Wayan Duria yang dalam salah satu suratnya kepada Luh Sunari, antara lain, menyatakan sebagai berikut.

"Pantes mula Luh patikelid tekening iang, sawirah iang mula tusing patut buin paek teken Luh. I Duria mula kelidin, sawirah ambek laksananne tusing bina teken paripolah buron. Agung dosanne tan winilang.

Teken iange jani, joh tekening keneh nglurin indria yadin mokak, keto masih tusing madasar sangkaning ngendog ngadu brana. Tusing ja len sangkaning susrusa nirmala, bakal nebus dosane suba ane kalangkung nistane, lamakane panandang sakit jengah Luhe tan sinipi, tekaning kulawarga ento, sida ilang." (Sunari, 62-63).

Terjemahannya secara bebas seperti berikut.

"Wajarlah kalau Luh selalu menghindar dariku karena aku memang idak pantas lagi dekat denganmu. Aku memang patut kauhindari karena tindak-tandukku selama ini tidak ubahnya seperti tindak-tanduk bina­tang. Dosaku tidak terhingga besarya.

Kedatanganku kini jauh dari sifat-sifat bohong, takabur, dan nafsu-naf­su duniawi. Aku datang atas dasar perasaan yang suci bersih dan tulus ikhlas untuk menebus segala dosa yang pernah kuperbuat atas dirimu, yang telah menodaimu beserta keluargamu."

Selain tema utama seperti yang tertera di atas, ada pula tema bawahan yang mendukung tema utama itu. Perasaan bertobat yang menapasi novel ini tidak hanya terlihat dalam hubungan cinta kasih antara Duria dengan Sunari, tetapi juga dalam hubungan Duria dengan alam lingkungannya. Setelah mengalami peristiwa berburu yang menakutkan itu, Wayan Duria