Kaca:Struktur Novel Dan Cerpen Sastra Bali Modern.pdf/28

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

17


Latar dapat berupa tempat yang diam atau yang bergerak, misalnya, gerbong kereta api yang berhenti dan gerbong kereta api yang sedang berjalan. Apabila latar bergerak, deskripsi yang paling efektif ialah deskripsi yang bergerak pula sehingga pandangan mata tidak berpusat pada satu titik saja. Hemingway pandai membuat pemandangan alam dan suasana yang bergerak karena kata kerja yang dipakainya menimbulkan ilusi gerakan itu.

Yang termasuk ke dalam deskripsi ialah kompresi, yakni cara menyam­ paikan informasi yang banyak, tetapi sedikit memakai kata. Selain cara kom­presi ini ada pula cara implikasi. Yang baik bukannya realisme fotografik, tetapi realisme impresionistik.

Deskripsi adegan seperti halnya deskripsi tokoh menyatu dengan cerita dan ingin mengingatkan pembaca tentang posisinya dalam ruang. Deskripsi hendaknya jangan merupakan satu lukisan utuh dalam cerita, tetapi merupakan penyebaran ide.

Latar harus diyakini oleh pembaca sebagai hal yang nyata atau masuk akal. Misalnya, Jakarta pada masa kini dan Jakarta pada zaman Jepang. Apabila stasiun Gambir dengan segala kesibukannya digunakan sebagai latar, pembaca harus dapat membayangkan bangunan stasiun itu, mendengar hiruk-pikuknya suara kereta api, mencium segala bau-bauan di situ, dan melihat datang atau perginya orang serta barang-barang yang dibawanya.

Apakah latar harus sesuai dengan realitas geografi? Hal ini tergantung kepada keperluannya. S.S. van Dine, penulis cerita detektif, selalu membuat denah terperinci mengenai adegan di tempat terjadinya kejahatan, termasuk nama-nama jalan dan nomor rumah. Biasanya, novelis memperla­kukan tokoh-tokohnya menjalankan peranannya pada tempat yang memang ada, misalnya, di restoran terkenal atau di bangunan umum. Kadang-kadang tempat terjadinya aksi para tokoh disembunyikan di bawah nama samar. James berpendapat bahwa tempat sesungguhnya betul-betul diperlukan apabila tempat itu dijadikan tujuan penelaahan; hal ini olehnya dinamakan systematic closeness.


2.5 Gaya Bahasa

Menurut Daiches (1965:82), gaya bahasa adalah susunan kata yang merupakan ciri khas seorang penulis. Susunan kata ini ada yang (1) kolokial (sehari­-hari), (2) resmi, (3) singkat, (4) panjang leba5, (5) berwarna, (6) lancar, (7) sopan, (8) kedaerahan.

Menurut Rosenthal (1958:138), gaya bahasa ialah hubungan antara penguasaan bentuk pada satu pihak dengan isi intelektual dan emosional