Kaca:Struktur Novel Dan Cerpen Sastra Bali Modern.pdf/27

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

16


problema otoritas, yang berwewenang, dapat diatasi dengan menggunakan orang pertama yang berarti memberikan batasan pada cerita. Hal-hal di luar pengetahuan orang pertama sebagai tokoh dalam cerita tidak dapat diceritakan. Teknik orang pertama sebagai tokoh terdapat dalam Robinson Crusoe dan Moll Flanders. Menurut Rosenthal (1958:150) merekalah otoritasnya, meskipun perspektif terbatas karenanya. Keterbatasan orang pertama sebagai tokoh diatasi oleh Richardson melalui bentuk surat-menyurat. Otoritas orang pertama tercapai, tetapi pandangan hidupnya menjadi multiple karena terdapat lebih dari satu orang pertama yang menokohi. Akhirnya, teknik apa pun yang dianut, yang penting ialah agar tokoh·tokoh cerita itu meyakinkan kehadirannya.


2.4 Latar

Latar memberikan penjelasan tentang tempat dan waktu terjadinya aksi. Dalam cerita tokoh-tokohnya mungkin bertindak di dalam kamar, di antara perabot, di jalan, pada waktu siang atau malam, dalam keadaan panas atau dingin. Penjelasan mengenai segala aksi yang dilakukan para tokoh ini dapat dinamakan latar. Dalam kebanyakan fiksi abad ke-19 latar dijelaskan sampai mendetail. Hal ini tidak dilakukan dalam karya sastra abad ke-20 ini jikalau tidak betul-betul perlu.

Dalam drama latar adalah tempat/keadaan yang digambarkan di atas pentas. Pentas disebut pula latar belakang bagi aksi. Jika menghadapi cerpen atau novel, kita sebagai pembaca harus membuat pentas dalam khayal.

Kedudukan latar penting karena ia menentukan pula aksi tokoh-tokoh. Latar menunjukkan hubungan tokoh dengan lingkungannya. Sampai batas tertentu latar menentukan (control) tokoh-tokoh dan melalui tokoh-tokoh inilah menentukan aksi. Kadang-kadang suasana (atmosphere) dipergunakan sebagai latar cerita atau lingkungan fisik di tempat kejadian berlangsung dapat pula dipakai sebagai latar cerita.

Apakah tempat atau waktu yang sama memberi efek yang sama terhadap semua tokbh dalam cerita? Tentu saja tidak. Reaksi setiap tokoh terhadap latar yang sama tergantung kepada banyak faktor. Latar dapat berfungsi sebagai kekuatan untuk membantu atau melawan, kekuatan mendorong atau menghambat. Jika fungsi latar sebagai kekuatan untuk melawan, ia merupakan simbol tantangan terhadap manusia. Manusia dapat menang atau kalah menghadapi tantangan ini.