Kaca:Struktur Novel Dan Cerpen Sastra Bali Modern.pdf/23

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

12

dramatik persoalan berada dalam keadaan kritis. Misalnya, apakah bekas tahanan memilih tetap tinggal di kota atau pergi meninggalkan kota? Apakah orang yang berkuasa akan memilih melenyapkan sahabatnya atau membatalkan keinginannya? Apakah orang yang tidak teguh imannya akan memperoleh kembali integrasinya atau semakin menjauhi prinsipnya? Titik kritis ini yang dinamakan klimaks cerita. Akhirnya, diperoleh keputusan bahwa bekas tahanan itu tetap tinggal di kota; orang yang berkuasa membinasakan sahabatnya; orang yang tidak teguh imannya semakin menjauhi prinsipnya. Keputusan yang diambil ini di namakan penentuan atau resolusi.

Konflik dapat terjadi secara internal, yaitu konflik yang terjadi pada diri satu tokoh. Selain itu, konflik dapat pula terjadi karena hal-hal yang ada di luar diri tokoh atau konflik yang disebabkan oleh hal-hal eksternal.

Alur baik selalu mempunyai hubungan dengan tokoh utama dalam cerita.

2.3 Penokohan
Menurut Rosenthal (1958: 119), perbedaan novel dan cerpen terletak pada banyaknya kata yang dipakai. Cerpen berisikan kira-kira 1.500 kata sampai dengan 12.000 kata; rata-rata 5.000 - 6.000 kata. Selain itu, cerpen mengomunikasikan ceritanya dalam batas lebih ketat , baik tentang waktu, tempat, tokoh maupun aksi.

Dalam novel/cerpen karakter berfungsi memberikan substansi pada fiksi. Penilaian terhadap cerita merupakan ukuran tentang berhasil atau tidaknya pengarang mengisi cerita itu dengan karakter-karakter yang menggambarkan manusia sebenarnya supaya pembaca dapat mengalami ide dan emosinya. Sean O'Faolin Rosenthal (1958: 121) berpendapat bahwa tukang sulap dapat membuat orang yang ada seolah-olah lenyap. Sebaliknya, seorang pengarang, dia dapat membuat orang yang tidak ada menjadi seperti ada. Di sinilah letak kemampuan pokok dasar penulis, yaitu kemampuan meya­kinkan pembaca bahwa tokoh khayal dalam ceritanya merupakan tokoh hidup yang dapat dipahami, dihayati, dan masuk akal. Bagi penulis problema yang dihadapi menjadi semakin sulit karena jangkauan ceritanya terbatas. Menggambarkan dua puluh karakter dalam sebuah novel bukan pekerjaan mudah. Menggambarkan dua puluh tokoh dalam cerpen yang hanya berisikan lima ribu hingga enam ribu kata lebih sulit lagi. Biasanya, cerpen menggambarkan seorang tokoh yang mempunyai karakter bulat dengan dibantu oleh dua atau tiga tokoh yang mempunyai pembantu. Gambaran tokoh-tokoh pembantu ini tidak selengkap tokoh utama.