Kaca:Struktur Novel Dan Cerpen Sastra Bali Modern.pdf/22

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

11

dilakukan oleh pengarang terhadap tema itu. Dengan demikian, tema cerita adalah abstraksi.

2.2 Alur
Pengarang mengomunikasikan sesuatu melalui tokoh-tokohnya. Tokoh­ tokoh ini melaksanakan peran masing-masing sehingga timbul situasi konflik yang dinamakan alur. Adanya alur disebabkan oleh berbenturnya kekuatan­-kekuatan yang terjadi karena adanya problem yang perlu diselesaikan. Di dalam alur terdapat konflik dan ketegangan. Menurut Rosenthal (1958: 134) ada tiga macam konflik yaitu: a. antara manusia dan kekuatan alam atau masyarakat; b. antara individu yang satu dan individu lainnya; c. antara kekuatan-kekuatan yang bergumul di dalam satu individu.

Cerita tidak pernah statis karena dalam perkembangan cerita harus ada perubahan. Cerita, terutama cerpen, adalah dinamis dan konflik merupakan esensi mobilitasnya. Menurut Rosenthal (1958: 135), cerpen yang beralur tradisional sebuah terdiri dari: (a) problema tertentu, (b) komplikasi, (c) klimaks, dan (4) penentuan atau resolusi.

Banyak contoh yang dapat dikemukakan sebagai problema; misalnya, dapatkah seorang bekas tahanan menyesuaikan diri dalam masyarakat normal? Apakah orang yang biasanya jujur dapat menjadi korup karena tiba-tiba berkuasa? Apakah orang yang tidak teguh imannya dapat dipercaya? Problema-problema ini diselesaikan dengan cara tertentu.

Tiap cerita harus ada komplikasinya karena tanpa komplikasi cerita tidak dapat berkembang. Misalnya, bekas tahanan yang dapat menyesuaikan diri dalam masyarakat. Orang yang tiba-tiba berkuasa tidak ada kesempatan untuk korupsi. Orang yang tidak teguh imannya tidak menghadapi cobaan. Jika demikian halnya, maka cerita sudah berakhir sebelum dimulai. Cerita baru dapat berkembang apabila ada penghalang yang dapat menghindarkan cara penyelesaian secara sederhana. Misalnya, bekas tahanan yang ketahuan rahasia kehidupannya pada masa silam diancam akan disebarkan. Orang yang berkuasa merasa bahwa kehadiran sahabatnya akan mempersulitnya dalam usahanya memperoleh lebih banyak lagi kekuasaan. Orang yang tidak teguh imannya menghadapi serangan, baik terhadap dirinya maupun terhadap orang yang dicintainya. Dengan demikian, terjadi komplikasi pada problema dan komplikasi menyebabkan konflik yang merupakan unsur yang esensial untuk bangun alur. Pada titik puncak atau klimaks aksi