Kaca:Struktur Novel Dan Cerpen Sastra Bali Modern.pdf/110

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

99

Dalam dialog yang sengit. Made Susanta diperingatkan agar mengurungkan
saja pembuatan sumur yang belum selesai itu. Sebaliknya, ia diminta agar
segera meningkatkan desa dengan dalih bahwa penduduk telah banyak
terkena wabah akibat ulah Made Susanta yang berani melanggar peraturan
desa yang sudah berlaku. Kalau tidak bersedia meninggalkan desa, ia harus
bertarung mempertaruhkan nyawanya melawan Made Murka dan kawan­
kawannya.

Merasa diri tidak bersalah dan yakin akan itikad baik untuk membangun
desanya, Made Susanta bertahan atas prinsipnya semula yaitu melanjutkan
penggalian sumur itu. Dengan demikian, berarti dirinya harus siap bertarung
menghadapi tantangan Made Murka.

Demikianlah, melalui cekcok mulut sebelumnya, pertarungan itu berlang-­ sung dengan serunya. Made Susanta yang terampil dalam berbagai cabang ilmu bela diri, dibantu oleh istrinya untuk mengimbangi keroyokan Made Murka dan kawan-kawannya.

Kebesaran Tuhan memang tidak dapat dipungkiri. Made Susanta berhasil
luput dari keroyokan brrandal-brandal itu karena sebagian pengeroyok
melarikan diri semata-mata setelah mendengar aba-aba "mundur" dalam
pertarungan malam itu. Aba-aba itu sebenarnya adalah suara Made Susanta
yang mengisyaratkan kepada istrinya, Putu Suasti agar menghindar saja dari
kepungan itu. Akan tetapi, sebagian anak buah Made Murka keliru
menafsirkan aba-aba itu, dikira bahwa perintah itu datang dari bosnya
sendiri, yaitu Made Murka.

Atas usaha kepala desa yang sudah lama membuntuti gerak-gerik jahat
Made Murka dan kawan-kawannya, maka saat itu pula datang kepala desa
bersama tiga orang polisi ke tempat kejadian, menangkap dan mengaman-­
kan Made Murka dan kawan-kawannya.

Melalui peristiwa itu, di tempat kejadian itu pula Made Susanta dengan
penuh kebesaran jiwanya menjelaskan kepada penduduk desa bahwa
maksud dan tujuan sebenarnya ingin membangun sumur di tempat yang
sementara dianggap angker oleh sebagian penduduk.
Dari penjelasan yang panjang lebar dan bertendensi baik untuk pemba­-
ngunan desa, akhirnya ide Made Susanta memperoleh dukungan sepenuhnya
dari seluruh penduduk desa.

Keesokan harinya, penggalian sumur yang selama itu tertunda akibat
Made Susanta jatuh sakit, dilanjutkan kembali penggarapannya dibantu oleh
seluruh penduduk desa.