Kaca:Paparikan Lawe.pdf/10

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

BAB I

PENDAHULUAN


Kata peparikan berasal dari kata parik yang berarti 'sadur' dan mendapat konfiks [pe--an] yang berarti 'saduran'. Peparikan Lawe merupakan salah satu cipta sastra Bali tradisional yang ditransformasikan dari Kidung Lawe. Kidung Lawe merupakan karya sastra sejarah yang mencerminkan kehidupan masyarakat pada zamannya, yang patut dipetik hikmahnya (Warna dkk. 1995:vii). Penyaduran Kidung Lawe dengan menggunakan bahasa Bali dimaksudkan agar masyarakat Bali, khususnya, mudah memahami, menikmati, dan memetik nilai budaya yang terkandung di dalamnya.

Peparikan Lawe mempunyai kedudukan dan fungsi yang cukup penting dalam masyarakat Bali karena keterkaitannya dengan aspek sosial budaya dan agama Hindu. Peparikan Lawe, berfungsi sebagai sarana hiburan, biasanya dibacakan dan dilagukan pada waktu senggang atau ketika menjaga mayat di rumah duka. Gubahan Peparikan Lawe dapat berfungsi sebagai sarana pendidikan moral karena mengandung nilai budaya yang luhur yang dapat dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pertunjukan rakyat Peparikan Lawe dinyanyikan sebagai pelengkap dan sebagai media komunikasi. Peparikan Lawe kerap kali ditafsirkan sebagai cita-cita pendidikan dan kesempurnaan hidup kemasyarakatan yang harmonis.


1