Kaca:Geguritan Pan Bungkling.pdf/69

Saking Wikisource
Kaca puniki sampun kauji-wacén

413. Tempat tidur sudah berhias, hiasan keliling memakai kain sutra putih, tirai dengan kain tenunan hijau, langit-langit kain kuning, berkasur empuk, bantalnya dengan kain sutra berumbai, penutup bantal kain disulam , cerminnya berombak , berkilauan, jenis hiburan bem1acam-macam.

414. Kembali Gusti Ayu Biang, berkata halus, "Siapa yang diam di sana, terus menuju ke kamar hias, ya kau Pundak Gambir, antar mereka itu , dan lanjut mengatur hidupnya sekarang, dan I Menuh, bersama-sama dengan I Padapa.

53b.

415. Diamlah di sini jangan pergi , ladenilah I Ayu, bila ia payah, kamu menjadi tukang pijat , suruhlah mencari makanannya, orang di pasar yang disuruh menjunjungnya, ia adalah anakku, ia tak tahu, dari dahulu , teringat aku akan ceritanya.

416. Ia keluargaku dekat , karena aku sangat sibuk , apakah kau sangku aku orang asing dengannya , sebab berbeda negara, sam a sekali ia tak tahu , tiba-tiba menjadi musuh, anakku sayang, tidurlah anakku di sini, ibu akan keluar, untuk mengatur rakyat tuan.

417 . Mereka yang datang dari Mekah , yang mengiringkan anakku , kemudian ia keluar dengan segera , tak diceritakan hal itu sekarang, segala perbuatan dalam istana, beliau I Gsuti Ngurah Agung, beserta I Dewa Saloka, berbincang-bincang di halaman istana , dengan mereka yang datang. yaitu dari negara Mekah.

418. Konon Raden Lagongkoka, Raden Botoh Manail, bersama Gusti Wayan Gedot; semuanya sudah menghadap , semuanya mohon hidup, Raden Ende Batu Karu , beliau mempersembahkan putranya, bernama Ni Munigarin , dan Gusti Agung, sudah menerimanya.

419. I Dewa Gede Saloka, baru ia melihat, teringat ketika berada di pondok, saat ia menyuruh menggundul, orang-orang Jagatra , semua mereka yang ada di sana tertawa, tak ada yang berani melihat, setiap yang melihatnya tersenyum , jadi bingung, ada di antaranya yang sangat menyesalkan dirinya.


69