Kaca:Geguritan Pan Bungkling.pdf/67

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

51b.

399. Sebagai mendung berwarna merah, menutupi matahari, diikuti suara guruh pelan-pelan, seperti merah bibirnya, kemudian mulai sadarkan diri, orang-orang menolongnya. menahan perasaannya, setiap yang memandang merasa kasihan, perasaannya hancur, bagi mereka yang mendengarkannya.

400. Tak patut ditimpa kesengsaraan, maka menjadi menderita, sangat panjang kalau diceritakan, beliau Gusti Ketut Kenjing, Raden Botoh Manail, Raden Ende Batu Karu, kemudian kernbali ke luar, mengumpulkan barang rampasannya, semuanya datang, orang Mekah mempersembahkannya.

401. Orang Pamamoran, di Mekah mereka mengacau, mereka melihat-lihat ke sana ke mari, sernua dirampasnya, pakaian perak dan uang, segala kepunyaan orang di sana, tak ada yang tertinggal, setiap yang terlihat, dibukanya, segera diambilnya.

402. Segera cerita dilanjutkan, konon sudah tiga malam, I Ketut Wayahan Gedot, beliau memberitahukan, I Gusti Ketut Kenjing, Lagongkoka, Batu Karu, rnereka semua sudah berangkat, Raden Botoh Manail yang terbelakang, mengurus barang-barang.

52a.

403. Seisi istana habis semuanya, tak satu-pun tertinggal, semuanya berangkat. takut akan tertinggal, kemudian ia berangkat, sudah berkendaraan, berjalan siang-rnalam, kurang lebih lima belas malam, kini sudahlah tiba, di Parnamoran.

404. I Dewa Gede Saloka, sedang dihadap, sedang berunding di halaman luar, bersama I Gsuti Agung, tiba-tiba I Gusti Gedot, dan I Gsuti Agung menyapanya, "Marilah kapan paman berangkat.

405. Mengapa parnan terlalu lama, saya selalu menanti-nantikannya," I Gusti Wayahan Gedot, bersama Gusti Ketut Kenjing, segera menjawabnya, "Ada pun saya lama di sana Tuanku, karena tempatnya sangat jauh, perjalanan selama lima belas hari, sangat melelahkan, semua hamba Tuanku.


67